PM Jepang Deklarasikan Status Darurat Covid-19, Gubernur Tokyo: Strategi Desak Warga

6 April 2020, 14:30 WIB
PERDANA Menter Jepang, Shinzou Abe Tetapkan status darurat Jepang akibat corona /Reuters/ Geo

PIKIRAN RAKYAT- Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe akan mendeklarasikan keadaan darurat akibat Covid-19, setelah ditemukan penambahan terinfeksi corona di Jepang melewati angka 1.000 tepatnya di ibu kota Tokyo.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, Abe akan mengumumkan renacananya untuk menetapkan keadaan darurat pada Senin, 6 April 2020.

Sebelumnya, Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah mengisyaratkan, ia akan mendukung deklarasi keadaan darurat itu, sebagai bentuk strategi desakan bagi warga agar lebih menaati kebijakan sosial distancing atau pemabatasan sosial.

Baca Juga: Matt Hancock Tak Yakin Inggris akan Dapatkan 18.000 Ventilator saat Puncak Wabah Covid-19

Diketahui, tekanan yang diterima Pemerintah Jepang akibat wabah itu sangat besar, meskipun laju kenaikan terinfeksi sebesar negara-negara maju lainnya, seperti Amerika Serikat dan negara wilayah Eropa lainnya.

Berdasarkan undang-undang yang telah direvisi pada Maret lalu untuk mencakup permasalahan besar tentang corona, Perdana Menteri dapat mengumumkan keadaaan darurat kesehatan nasional apabila penyakit sudah berada dalam tahapan bahaya serius.

Keadaan darurat ditetapkan, apabila penyakit atau wabah tersebut mendatangkan bahaya serius bagi warga Jepang dan jika penyebaran yang cepat dapat berdampak besar pada perekonomian. Dan saat ini corona telah meningkatkan risiko resesi Jepang.

Baca Juga: Jadi Kasus Pertama Hewan Positif Covid-19, Harimau di Kebun Bintang AS Alami Batuk Kering

Sementara itu, penetapan darurat nasional akan berdampak pada otoritas legal para gubernur di wilayah terdampak paling parah akibat corona untuk meminta warga tinggal di rumah dan menutup usaha.

Berbeda dengan kebijakan yang biasa diterapkan di negara lain yaitu berupa lockdown atau karantina wilayah.

Dalam kebanyakan kasus, tak ada hukuman karena mengabaikan permintaan (tinggal di rumah) meskipun kepatuhan publik mungkin akan meningkat dengan deklarasi keadaan darurat.

Baca Juga: Tak Perlu Pergi ke Restoran, Intip 5 Olahan Makanan yang Tahan Lebih dari Satu Minggu

Sementara itu, lebih dari 3.500 orang dinyatakan positif corona dengan angka kematian mencapai 85 orang di Jepang, meskipun jumlah ini rendah dibandingkan 335.000 infeksi dan lebih dari kematian di AS.

Namun, para ahli khawatir atas lonjakan mendadak yang mungkin dapat terjadi di Jepang seperti di negara lainnya, sehingga dapat membebani sistem kesehatan secara berlebihan dan membuat para pasien positif tak tahu harus pergi ke mana untuk ditangani.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler