PIKIRAN RAKYAT – Peningkatan wabah virus corona di seluruh dunia membuat seseorang di luar Tiongkok terenggut nyawanya kembali. Setelah kasus corona di Filipina, kini Hongkong mengonfirmasi kasus yang sama.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com melalui website Channel News Asia, Otoritas Medis Hongkong mengonfirmasi kematian pertama pasien virus corona di Hongkong dan kematian kedua di luar wilayah Tiongkok pada Selasa, 4 Februari 2020.
Seorang pria berusia 39 tahun yang sedang dirawat karena positif terjangkit virus corona dinyatakan meninggal pada Selasa pagi.
Baca Juga: Disebut Dampak dari Virus Corona, Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis
Meskipun pejabat setempat mengatakan penyebab pasti kematiannya belum jelas, karena pria tersebut juga menderita diabetes dan kondisinya sempat dinyatakan stabil sampai tiba-tiba memburuk.
Saat ini, penyebab pasti kematian akan diserahkan pada petugas pemeriksa mayat. Dikronologikan, pria itu adalah penduduk Hongkong yang telah melakukan perjalanan ke Kota Wuhan yang diyakini sebagai kota pusat wabah pada bulan lalu.
Kemudian, ia kembali ke rumahnya di Hongkong pada 23 Januari 2020 dengan menggunakan kereta api cepat.
Sebelumnya, satu-satunya kematian yang dilaporkan terjadi di luar wilayah Tiongkok adalah di Filipina.
Untuk Hongkong sendiri, kini sudah memiliki 17 kasus yang dikonfirmasi dan kebanyakan dari pasien terinfeksi berasal dari Tiongkok, sedangkan empat kasus lain diduga terjadi pada warga Hongkong yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok tetapi berkontak langsung dengan warga Tiongkok.
“Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa akan ada transmisi besar-besaran dalam waktu dekat. Jadi 14 hari ke depan menjadi waktu yang amat kritis,” ujar perwakilan dari Pusat Perlindungan Kesehatan Hongkong Chuang Shuk-kwan.
Baca Juga: Pertandingan Perdana, 13 Gol Hujani Laga Garuda Select kontra Queen Park Rangers di Inggris
Kematian itu pun terjadi setelah pemimpin Hongkong, Carrie Lam, mengumumkan penutupan hampir semua penyebrangan di perbatasan dengan Tiongkok untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Namun, keputusan Carrie Lam tetap mengundang kemarahan publik yang menganggap penutupan perbatasan belum sepenuhnya dilakukan, termasuk melarang penduduk Tiongkok memasuki bandara internasional.
Atas ketidakpercayaan publik itu, terjadilah pemogokan oleh beberapa pekerja medis yang sudah memasuki hari kedua pada Selasa kemarin.
Sekitar 4.400 anggota staf medis tidak hadir berdasarkan informasi dari otoritas rumah sakit setempat. Selain itu, tindakan publik Hongkong melakukan pemogokan karena trauma pada wabah SARS di tahun 2003 yang ditutupi oleh Beijing dan ternyata mampu menewaskan hampir 300 orang di Hongkong.***