PR TASIKMALAYA – Seniman, pendeta, dan pelajar Korea melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menjadi bagian dari kultur kosmopolitannya.
Ibu kota Kerajaan Silla, Kyongju dibangun mengikuti model ibu kota Dinasti Tang, Chang’an di Tiongkok.
Dibuat secara melebar dengan jalan lurus dan pola utama seperti bentuk persegi panjang.
Baca Juga: Ayah Rozak Minta Rp300 Juta untuk Biaya Hidup Ayu Ting Ting, Denny Darko: Sebenarnya...
Di waktu tersebut, Korea selatan, khususnya bagian tenggara menjadi pusat dari perkembangan seni. Korea utara dengan seni gaya Koguryo yang sempat berkembang pesat perlahan mengalami penurunan pengaruh.
Masaa Kerajaan Silla Bersatu menjadi saat paling produktif pembuatan seni patung granit Budha dari periode manapun di Korea.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Britannica pada Selasa, 29 Juni 2021 ornamen arsitektur seperti dekorasi atap dengan desain bunga-bungaan dan hewan memiliki kualitas tinggi.
Baca Juga: Ayah Rozak Minta Rp300 Juta untuk Biaya Hidup Ayu Ting Ting, Denny Darko: Sebenarnya...
Penempa logam perunggu di masa kerajaan Silla Bersatu bekerja maksimal seperti membuat banyak lonceng kuil, kotak sharira yang mengandung abu dari Shakyamuni Buddha, dan patung.
Masa akhir kekuasaan kerajaan Silla Bersatu, perunggu disuplai lebih sedikit dan patung Budha perlahan dicetak dengan logam besi.
Satu lukisan Budha bertahan dan berasal dari masa Silla Bersatu. Lukisan itu menunjukkan Sang Budha tengah berkhotbah di sebuah kuil.
Figur dan gaya arsitektur patung tersebut menunjukkan garis emas yang indah di kertas berwarna biru-coklat.
Patung dari masa kerajaan Silla Bersatu menjadi capaian seni tinggi dari gaya Naturalisme Korea dan diiringi dengan berlimpah ruahnya patung granit dari masa itu.
Di periode pertama, patung Korea dipengaruhi secara tegas oleh gaya Tiongkok dari masa Dinasti Tang awal.
Baca Juga: Leslar Lovers Siapkan Tiket Bulan Madu ke Turki untuk Rizky Billar dan Lesti Lesti Kejora
Kerajaan Silla Bersatu menunjukkan kekuatan tertentu dari gaya patungnya, mereka seringkali menunjukkan kesan patung dengan massa tubuh bagus.
Bagian bawah tubuh patung kura-kura untuk monumen Raja Munyol (wafat 661 Masehi) di kota Kyongju dan sebuah tritunggal Shakyamuni Budha di Kunwi menjadi contoh baik fase pertama periode ini.
Di abad ke 8, patung masa kerajaan Silla Bersatu mulai mengambil gaya naturalisitk lebih lembut.
Patung berdiri Budha Amitabha dan Maitreya (tahun 721) dari situs Kuil Kamsan menjadi contoh tipe patung Silla Bersatu di paruh pertama abad ke 8.
Patung menjadi salah satu hasil seni yang dihasilkan dari abad ke 8 di Korea.
Patung Budha yang berasal dari kuil gua Sokkuram memiliki bentuk tubuh besar dan wajah bulat.
Ekspresi wajah yang tenang, bentuk tubuh besar, dan susunan terbentuk dari pakaian dibuat oleh tangan terampil menunjukkan pancaran kekuatan spiritual dan keagungan dari Sang Budha.***