Rencana Presiden Amerika Serikat Joe Biden Terhadap Gencatan Senjata Palestina-Israel

23 Mei 2021, 17:26 WIB
Rencana Presiden Amerika Serikat Joe Biden Terhadap Gencatan Senjata Palestina-Israel. /REUTERS/Kevin Lamarque

PR TASIKMALAYA - Lebih dari 200 warga Palestina tewas dan hampir 2.000 orang terluka akibat serangan Israel di Jalur Gaza setelah 11 hari.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden "memuji" Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas "keputusan untuk mengakhiri permusuhan saat ini".

Presiden Amerika Serikat telah menghadapi kritik karena gagal menuntut gencatan senjata segera untuk mengakhiri pemboman Israel.

Baca Juga: Bantah Tuduhan Buka Aib Soal Poligami Uje, Umi Pipik Bongkar Alasannya Soal Nasab Keluarga

Meskipun gencatan senjata diumumkan pada Kamis, Biden tetap berpegang terhadap komentar pertamanya.

"Amerika Serikat sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket tanpa pandang bulu", ujar Biden dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Aljazeera pada 22 Mei 2021.

Saat ini orang-orang Palestina di Gaza sedang mencoba untuk membangun kembali kehidupan dalam blokade brutal Israel.

Baca Juga: Nagita Slavina Ngidam Beli Villa Rp200 M, Fadil Jaidi: Syok Gue Denger Harganya!

Para ahli mengatakan Pemerintahan Biden berharap masalah Israel-Palestina akan kembali menjadi prioritas kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

“Ketika Biden menjabat, masalah Israel-Palestina tidak ada dalam agenda. Dia berasumsi seperti banyak orang lain bahwa konflik benar-benar tidak penting, itu bukan masalah, [bahwa] Israel pada dasarnya dapat terus melakukan apa yang dilakukannya, dan kami tidak perlu memperhatikan hal ini, "ungkap Nader Hashemi selaku Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Denver

“Tentu saja, pertanyaan besarnya di sini adalah apa yang terjadi keesokan harinya? Apa rencana Biden? Tidak ada rencana," lanjutnya.

Baca Juga: Sudah Jalani Vaksinasi secara Penuh, Terry Putri Umumkan Dirinya Terkena Covid-19

Ketika militer Israel melancarkan serangan ke Gaza pada 10 Mei, sebuah masalah yang diharapkan oleh pemerintahan Biden untuk "tidak diprioritaskan" di tengah topik lain yang lebih mendesak

Selama berhari-hari, presiden AS dan para pejabat tingginya menegaskan kembali "hak untuk membela diri" Israel sambil menyalahkan Hamas, yang telah menembakkan rentetan roket ke arah Israel.

Faksi Palestina, yang memerintah Gaza, mengatakan pihaknya mulai menembak sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki.

Baca Juga: Gagal Berangkat ke Bali, Paula Verhoeven Kembali Positif Covid-19

Ketika jumlah korban tewas Palestina meningkat, dan pemboman Israel menghancurkan bangunan di seluruh wilayah, seruan untuk bertindak, terutama dari pemerintahan Biden semakin keras.

Ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota di seluruh AS menuntut diakhirinya serangan Israel.

Legislator AS yang merupakan seorang pembela lama Israel berbicara dan menentang apa yang pendemo lihat sebagai keterlibatan diam dari Biden.

Baca Juga: Sentil Orang yang Tidak Peduli Palestina, Fahri Hamzah Beri Pesan Menohok Ini

Pejabat pemerintahan Biden bersikeras bahwa mereka bekerja di belakang layar untuk mengakhiri kekerasan.

Namun AS juga memblokir beberapa upaya Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan yang menuntut gencatan senjata.

Selama serangan Gaza, Laporan dari The Washington menunjukan bahwa pemerintahan Biden berencana untuk menjual senjata senilai US$ 735 juta kepada Israel.

Baca Juga: Trauma Kasus Bocah Top Up Game Online Rp800 Ribu, Kasir Minimarket Buat Kesepakatan dengan Bocah

Penjualan senjata tersebut diluar dari US$ 3,8 miliar dalam bantuan militer yang diberikan Washington kepada Israel setiap tahun.

“Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa strategi pemerintahan Biden adalah membuat Israel merasa lebih aman, lebih nyaman, dengan harapan ketika itu terjadi maka akan bersedia memberikan konsesi kepada Palestina dan menjadi lebih mitra perdamaian yang masuk akal,” kata Hashemi.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler