Update Covid-19 di Dunia: AS Catat 500.000 Kematian Hingga WHO Dukung Dana Kompensasi Efek Sampik Vaksin

25 Februari 2021, 09:00 WIB
ilustrasi covid-19 /pixabay.com/id/illustrations/covid-19

 

PR TASIKMALAYA - Pandemi Covid-19 yang telah menyerang hampir seluruh dunia membuat sejumlah kegiatan, aktivitas dan beberapa negara di dunia mengalami berbagai dampaknya.

Total kasus Covid-19 atau pasien corona di dunia per Kamis 25 Februari 2021 pagi mencapai 113.069.764 jiwa.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara berikut adalah update terkini soal Covid-19 di dunia yang perlu diketahui.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Buat Kerumunan Saat di NTT, PKS: Sudah Biasa Kok Pada RIbut? Hasilnya Tidak Akan Ada Follow Up

Amerika Serikat mengalami 500.000 kematian akibat COVID-19

Amerika Serikat (AS) pada Senin 22 Februari 2021 melewati tonggak mengejutkan dengan 500.000 kematian Covid-19, hanya dalam setahun sejak pandemi virus corona menewaskan korban pertamanya di wilayah Santa Clara, California.

Kasus kematian akibat dari virus Covid-19 di AS telah menyumbang 19 persen dari total kematian secara global.

Angka tersebut cukup besar mengingat AS hanya menyumbang empat persen dari populasi dunia.

Kurangnya respon nasional secara terpadu membuat AS memiliki angka kematian tertinggi.

Baca Juga: Ustaz Yahya Waloni Akui Tabrak Anjing Karena Haram, Begini Tanggapan dari Habib Jafar

Covid-19 dari varian Inggris bertahan lebih lama

Berdasarkan dari penelitian kecil dimana terdapat alasan dimana varian virus Covid-19 jenis baru yang pertama kali diidentifikasi di Inggris lebih menular dari pada virus sebelumnya.

Virus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk tinggal di dalam orang yang telah terinfeksi dan memberikan banyak waktu untuk menyebarkan virus.

Diantara individu yang telah terinfeksi varian yang diberikan kode B.1.1.7 itu memiliki durasi infeksi selama 13,3 hari sedangkan yang terinfeksi oleh versi lama virus Covid-19 hanya 8,2 hari.

"Penemuan ini masih awal, karena didasarkan pada tujuh kasus B.1.1.7," para peneliti mengingatkan dalam sebuah laporan yang diunggah tanpa tinjauan sejawat di situs Universitas Harvard.

"Namun, jika didukung oleh data tambahan, periode isolasi yang lebih lama --dari yang direkomendasikan saat ini 10 hari setelah awal munculnya gejala-- mungkin diperlukan untuk menghentikan secara efektif infeksi sekunder oleh varian ini," kata mereka.

Baca Juga: Musni Umar Tampak Bela Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean: Kau Semenjijikan ini Berpendapat?

Pfizer akan mengirimkan 13 juta dosis vaksin seminggu ke AS pada pertengahan Maret

Diperkirakan ada pertengahan Maret, lebih dari 13 juta dosis vaksin Covid-19 dapat dikirimkan dari Pfizer Inc ke Amerika Serikat.

Jumlah yang direncanakan akan datang tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dari pengiriman awal februari.

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang eksekutif Pfizer menjelang kongres pada Selasa.

Perusahaan farmasi lainnya yaitu Moderna dan Johnson & Johnson juga akan berencana untuk meningkatkan pengiriman.

Dengan antusias dan tekad yang ditunjukan oleh para perusahaan Obat, Amerika Serikat diperkirakan akan mendapatkan sebanyak 240 juta dosis obat pada akhir Maret 2021 sedangkan pada pertengahan tahun akan mencapai 700 juta dosis.

Jumlah dosis vaksin tersebut sudah lebih dari cukup dalam memberikan dosis kepada seluruh penduduk di Amerika Serikat.

Baca Juga: Ganjar Akui Banjir di Semarang Kesalahannya, Tsamara Amany: Kalau Hanya Mau Dipuji, Jangan Jadi Kepala Daerah

WHO mendukung dana kompensasi untuk efek samping vaksin yang serius

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO akan menyetujui terkait rencana kompensasi tanpa kesalahan untuk melakukan klaim efek samping yang serius dari vaksin Covid-19.

Kompensasi tersebut akan diberikan kepada 92 negara miskin karena vaksin Covid-19 dari skema pembagian COVAX.

Terkait dengan persetujuan oleh WHO, hal tersebut membuat masalah besar di antara para pemerintah penerima vaksin dapat diselesaikan.

Program dari WHO tersebut merupakan mekanisme dari kompensasi cedera vaksin yang pertama dan satu-satunya yang akan dioperasikan secara Internasional.

WHO menyatakan bahwa akan kompensasi akan ditawarkan kepada orang yang layang memperoleh dengan "proses yang cepat, adil, sehat, dan transparan"

Negara-negara yang telah mendanai sendiri terkait pengadaan vaksin Covid-19 juga merencanakan program masing-masing terkait pertanggungjawaban.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler