Kecerobohan Wartawan Saat Liputan di Alam Bebas: 'Alam Mengandung Bahaya, Kita Mengundang Bahaya'

- 29 Agustus 2023, 08:06 WIB
Ilustrasi liputan di alam bebas.
Ilustrasi liputan di alam bebas. /(Pixabay.com)

PR TASIKMALAYA - 'Alam Mengandung Bahaya, Kita Mengundang Bahaya', itulah ungkapan yang diucapkan oleh Eiger Adventure Service Team (EAST) Manager, Galih Donikara ketika memberikan pemaparan tentang 'tips liputan di alam bebas' dalam acara Journalist Camp PRMN x Eiger 2023 pada Kamis, 24 Agustus 2023.

Galih Donikara dalam hal ini menjelaskan tentang bagimana bahaya alam untuk manusia, serta bagaimana manusia bisa mengundang bahayanya itu sendiri. Hal tersebut dikaitkan dengan liputan wartawan di alam bebas, di mana kecerobohan yang mereka lakukanlah yang sebetulnya mengundang bahaya yang memang sudah dari sananya alam miliki.

Tak jarang, seorang wartawan ditugaskan secara mendadak untuk meliput bencana yang terjadi di alam bebas, entah itu bencana tsunami, meliput orang tewas di pegunungan, meliput kejadian pesawat jatuh di gunung, atau bencana lain yang sama sekali tidak bisa diprediksi. Mereka pasti dituntut untuk bisa liputan sesegera mungkin sehingga membuat beberapa kecerobohan saat sudah berada di alam bebas, karena tidak adanya persiapan sama sekali. Hal inilah yang akhirnya mengundang bahaya kepada mereka sendiri. 

Dengan begitu, Eiger Adventure Service Team (EAST) Manager secara langsung memberikan beberapa tips untuk skill yang harus dimiliki seorang wartawan, serta memaparkan keceroboihan apa yang seringkali dilakukan oleh mereka yang melakukan liputan di alam bebas, terutama untuk para pemula. Tak hanya untuk wartawan, namun tips ini bisa dilakukan oleh pendaki atau survivor yang mencintai lingkungan dan suka berjelajah di alam bebas.

Baca Juga: Ramalan Shio Selasa, 29 Agustus 2023: Lakukan yang Terbaik dengan Tenang Tanpa Mengeluh

Kecerobohan wartawan pemula saat liputan di alam bebas 

Kita tidak pernah tahu bahaya apa yang akan dihadapi di alam bebas. Dengan itu, seorang wartawan harus paham betul apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika mereka sedang liputan di alam bebas, utamanya gunung atau hutan yang biasanya memiliki medan yang cukup berbahaya bagi manusia. 

Beberapa kecerobohan bisa saja dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar oleh para wartawan, sehingga justru mereka yang mengalami bahaya ketika justru sedang meliput bencana. Dengan itu, Kamu bisa lihat kecerobohan apa saja yang tidak boleh dilakukan wartawan/survivor di bawah ini, agar tidak dilakukan dalam sebuah peliputan atau perjalanan di alam bebas. 

Perbekalan: Salah satu hal yang amat paling wajib dipersiapkan adalah perbekalan makanan. Kita tidak tahu berapa lama kita melakukan liputan apalagi di tempat terpencil yang memang jauh dari tempat umum seperti gunung atau hutan. Dengan itu, makanan wajib kita bawa untuk jaga-jaga jika ada hal yang tidak inginkan terjadi, misalnya tersesat atau bahkan jalan yang amat sulit sehingga kita harus berada di alam bebas sana dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Ramalan Shio Selasa, 29 Agustus 2023: Lakukan yang Terbaik dengan Tenang Tanpa Mengeluh

Bawa makanan kuncian, makanan yang bisa mengundang selera makan. Karena di alam bebas, kita harus tetap kuat, berenergi, semangat dan harus selalu berada dalam suasana hati yang baik. Makanan inilah yang bisa membuat semangat menjadi muncul. Bawa juga makanan yang tidak cepat basi dan bisa bertahan berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Peralatan: Hal ini berkaitan dengan pakaian, alat medis hingga peralatan atau perlengkapan lainnya. Persiapan yang matang harus dilakukan sedemikian rupa oleh wartawan yang akan melakukan liputan di alam bebas.

Mulai dari pakaian, Kita harus menggunakan pakaian yang ringan yang cocok dengan kondisi alam, jangan sama sekali menggunakan bahan jeans untuk pakaian karena jika kebasahan maka pakaian tersebut akan lama kering, serta bahan ini akan terasa panas saat digunakan di siang hari.

Untuk sepatu, kita harus menggunakan sepatu yang sampai di atas mata kaki, karena seperti Kita ketahui bahwa alam, khususnya yang belum banyak terjamah manusia memiliki medan yang cukup sulit. Sementara kaki adalah penopang utama untuk Kita bisa terus melakukan perjalanan. Jangan sampai menggunakan sandal, karena itu tidak bisa melindungi kaki dari bahaya apapun seperti hewan, tumbuhan berduri, atau bahkan jalanan yang terjal atau licin.

Baca Juga: Yuk, Ketahui! Inilah Deretan Keuntungan Menabung di Bank

Kaus kaki perlu diperhatikan, di mana semakin banyak corak dalam kaus kaki maka akan semakin banyak rajutan di dalamnya, hal ini yang bisa membuat kaki menjadi lecet. Pakailah kaus kaki yang memiliki bahan lembut yang bisa memberi kehangatan dan kenyamanan saat dipakai.

Kecerobohan lain yang paling sering dilakukan yakni adalah tidak mempersiapkan alat medis, padahal kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya di alam bebas yang medannya berbahaya. Obat-obatan, plester, kain kasa, kapas, obat merah bisa Kamu bawa untuk mengantisipasi kecekaan yang mungkin bisa terjadi kapan saja.

Kemudian perhatikan juga alat lain yang sangat penting seperti charger jika sewaktu-waktu ada warung, Kita bisa mengisi ulang ponsel atau kamera demi persiapan liputan, jas hujan, senter juga amat penting untuk dibawa ketika melakukan perjalanan di alam bebas.    

Rasa peduli: Hal ini yang terkadang disepelekan oleh wartawan pemula atau bahkan survivor. Galih Donikara menyebutkan bahwa ketika Kita naik ke gunung, Kita harus peduli pada rekan, alam, dan juga penciptanya. Dalam kata lain, kita harus memperhatikan rekan ketika melakukan perjalanan bersama, jangan pernah egois yang mengambil kehendak sendiri atas rencana apapun yang akan dilakukan di alam bebas.

Baca Juga: Tayangkan Episode 6, Behind Your Touch Raih Rating Pemirsa Tertinggi

Peduli pada alam juga sangat penting, dengan cara tidak merusak alam, tidak tinggi hati dan menyepelekan alam, serta bisa tetap menjaga lingkungan alam bebas yang Kita kunjungi. Jangan lupa untuk menanamkan rasa peduli juga pada Tuhan yang menciptakan alam, ibadah tetap harus dilakukan, berpegangan dan bedoa pada Tuhan demi keselamatan penjalanan Kita.

Terlepas dari persiapan yang dilakukan, alangkah baiknya seorang wartawan juga memiliki skill untuk survive di alam bebas yang sebetulnya bisa dilatih kapan saja, bukan hanya ketika akan melakukan liputan di alam bebas. Berikut skill yang perlu dimiliki:

Physical skill

Fisik menjadi modal utama dalam melakukan perjalanan ke alam bebas. karena hanya dengan inilah, Kita bisa bertahan untuk tetap berjalan dan menelusuri setiap inci dari alam bebas. Ada atau tidaknya penugasan liputan ke alam bebas, Kita bisa melakukan latihan fisik minimal meng-excercise 150 menit tubuh kita dalam satu minggu, yang artinya dalam sehari Kita bisa latihan fisik sekitar 25 menit. Lakukan latihan jalan kaki saja sudah cukup.

Baca Juga: Tayangkan Episode 6, Behind Your Touch Raih Rating Pemirsa Tertinggi

Technical skill

Bukan hanya fisik, tapi kemampuan teknik untuk survive di alam juga bisa Kamu asah. Misal untuk di gunung, Kita harus memiliki skill memanjat atau pendakian, atau di sungai bisa dengan kemampuan rafting dan lain-lain. Selain itu, ilmu pengetahuan seperti cara mencari makan di alam atau bahkan sekadar mengetahui tumbuhan yang boleh atau tidak boleh dimakan juga bisa Kita pelajari jika sewatu-waktu perbekalan habis saat melakukan perjalanan di alam bebas. 

Human skill

Jangan lupa bahwa human skill juga merupakan modal utama bagi seorang wartawan untuk melakukan liputan. Kita pasti akan menghadapi banyak orang, narasumber atau warga lokal yang memiliki karakter berbeda-beda. Diusahakan Kita memiliki jiwa kepekaan yang tinggi dalam menganalisis karakter orang lain, dan juga bisa mengakrabkan diri untuk beradaptasi dengan mereka.

Baca Juga: Jadi Tontonan Favorit! Ternyata Ini Penjelasan Ending Drakor Mask Girl

Environmentall skil

Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan juga menjadi hal yang paling penting untuk diketahui oleh wartawan atau survivor pemula. Dengan kondisi lingkungan yang bisa berubah kapan saja, mulai dari cuaca dan suhunya, maka peralatan jadi yang harus diperhatikan dalam hal ini. Seperti jas hujan, tenda yang memadai.

Bukan hanya peralatan, namun perasaan hati yang dirasakan juga berpengaruh pada lingkungan. Kita harus tetap bersikap sopan dan baik di alam bebas, jangan sekalipun sombong dan tinggi hati dan serta menantang atau bahkan menyepelekan alam. Karena alam bisa tahu maksud dan tujuan manusia mendatangi 'mereka'.   

"Gunung makhluk hidup, mereka memilih siapa yang layak untuk meihat puncak," ungkap Galih Donikara.***

 

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah