Tahu Ambivert? Begini Bedanya dengan Introvert dan Ekstrovert!

- 7 Mei 2022, 07:58 WIB
Berikut penjelasan perbedaan ambivert dengan introvert dan ekstrovert, hingga kenapa hal tersebut bisa terjadi.*
Berikut penjelasan perbedaan ambivert dengan introvert dan ekstrovert, hingga kenapa hal tersebut bisa terjadi.* /Pexels.com/Afta Putta Gunawan

PR TASIKMALAYA – Mungkin sudah umum bagi kita untuk mendengar istilah introvert dan ekstrovert. Namun pernahkah kamu mendengar soal kepribadian ambivert?

Introvert dikenal dengan hobi menyendirinya, ekstrovert lebih ramah serta paling suka bersosialisasi, lalu bagaimana dengan ambivert?

Apakah ambivert murni merupakan gabungan dari introvert serta ekstrovert atau mungkin memiliki perbedaan yang kentara?

Sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Very Well Mind, seseorang dikatakan ambivert jika kepribadiannya mengarah pada introvert juga ekstrovert.

Baca Juga: Siapa Captain Carter? Superhero yang Sempat Ramai Dibahas di Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Istilahnya mereka bisa berubah-ubah tergantung situasi yang sedang dihadapi.

Ada kalanya mereka lebih senang menghabiskan waktu sendirian atau justru berpesta habis-habisan di luar sana.

Mereka bisa jadi luar biasa pendiam di saat situasi mendukung mereka untuk melakukan hal itu. Namun bisa juga menjadi pembicara ulung di kala hal itu menguntungkan mereka.

Jika kamu berpikir ambivert merupakan istilah kepribadian baru, maka kamu salah besar! Sebab cikal-bakal dari istilah ini sendiri memang sudah muncul sejak tahun 1920an.

Baca Juga: Bagaimana Hubungan Dewa-dewa di Moon Knight dengan Film Black Panther?

Asal muasal istilah ambivert

Pada tahun 1920an, psikiater asal Swiss bernama Carl Jung memperkenalkan istilah ekstrovert dan introvert kepada dunia.

Saat dirinya sedang sibuk menyelidiki tipe-tipe kepribadian, ia berhasil menemukan sekumpulan orang yang tidak bisa dikategorikan sebagai introvert maupun ekstrovert.

“Ada orang-orang yang cukup seimbang serta dipengaruhi luar biasa besar maupun sedikit dari dua kepribadian yang ada,” jelas Carl Jung.

Baca Juga: Tes Psikologi: Tertutupi Salju, Berapa Burung yang Ada pada Gambar? Bukan 2 Ya!

Meski golongan orang-orang ‘seimbang’ ini sudah ditemukan sejak tahun 1920an, tetapi istilah ambivert sendiri baru dibuat pada tahun 1940an.

Kala itu, para psikolog umum menggunakan istilah ambivert untuk mendeskripsikan golongan orang-orang ‘seimbang’ yang ditemukan dari penelitian yang dipelopori Carl Jung.

Istilah ambivert diambil dari awalan ambi dalam bahasa Inggris yang berarti ‘keduanya’. Ditambah dengan akhiran vert yang berarti ‘berbelok’.

Jika kepribadian ekstrovert cenderung berbelok ke arah luar alias hobi bersosialisasi dengan dunia luar, introvert berbelok ke arah dalam, sementara ambivert berbelok ke arah luar-dalam.

Baca Juga: Tes Matematika: Cukup Sulit! Bahkan Orang Cerdas pun Kebingungan Menjawab Soal ini, Berani Coba?

Seberapa umum tipe kepribadian ambivert ini?

Menurut Profesor Psikologi Adam M. Grant dari Wharton School, Universitas Pennsylvania, sekitar dua per tiga populasi manusia di dunia ini cenderung memandang diri mereka sendiri bukan sebagai ekstrovert maupun introvert.

Akan tetapi hanya sekitar setengah dari populasi manusia di dunia ini yang betul-betul bisa dikategorikan berkepribadian ambivert.

Pada dasarnya, orang tidak bisa memilih ingin memiliki kepribadian yang bagaimana. Sebab kepribadian sudah berkembang sejak masih janin dan tidak akan berubah meski umur terus bertambah.

Baca Juga: 4 Anggota Eternals Awalnya Jadi Cameo di Moon Knight, Rencana Gagal karena Hal Ini

Hal ini terjadi lantaran kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan juga faktor keturunan.

Penelitian Profesor Adam M. Grant juga menyimpulkan bahwa kandungan dopamin dalam otak mempengaruhi kepribadian.

Dengan para ekstrovert memiliki kandungan dopamin lebih banyak ketimbang mereka yang introvert sementara ambivert cenderung seimbang-seimbang saja.

Keuntungan menjadi ambivert

Baca Juga: IQ Anda Semakin Tinggi jika Tingkat Kecemasan Naik

Penetitian Profesor Grant membuktikan bahwa dalam urusan berjualan, orang-orang dengan kepribadian ambivert justru jauh lebih jago ketimbang mereka yang berjiwa ekstrovert.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Ambivert bisa lebih sukses jauh dari ekstrovert juga introvert gegara kepribadian mereka yang mudah beradaptasi seperti tahu kapan waktunya berbicara serta kapan waktunya tutup mulut.

Di lain sisi, kelebihan ini juga justru bisa menjadi kekurangan mereka. Sebab seorang ambivert dipaksa untuk lebih bisa membaca situasi dibanding dua jenis kepribadian lainnya.

Baca Juga: Tes IQ: Ular itu Menatap Anda, Dimana Dia Berada? Buktikan Anda Fokus dalam Menemukannya

Seorang ambivert juga sering dituduh bermuka dua gegara mereka tidak mudah dibaca seperti orang-orang yang asli berjiwa ekstrovert atau introvert.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Very Well Mind


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah