PR TASIKMALAYA - Perayaan Natal seringkali dikaitkan dengan cerita-cerita tentang Sinterklas.
Banyak orang tua yang merayakan Natal mungkin merasa bingung tentang apa yang harus mereka katakan kepada anak-anaknya tentang Sinterklas.
Sementara itu, beberapa orang tua berpendapat bahwa Natal yang berkaitan dengan Sinterklas adalah tradisi yang tidak berbahaya.
Cerita tentang Sinterklas menambahkan sedikit dipercaya memiliki keajaiban ekstra untuk Natal.
Baca Juga: Sutradara Drakor Snowdrop Akui Tak Berniat Mengcasting Jisoo BLACKPINK karena Hal Ini
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1984 dalam jurnal Contemporary Educational Psychology meneliti pertanyaan terkait hal ini.
Penelitian ini ditulis oleh seorang penerjemah pengasuh anak bernama Cara Goodwin, Ph.D. yang dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Psychology Today, pada Jumat, 17 Desember 2021.
Dalam penelitian ini, anak-anak di taman kanak-kanak dan kelas satu diminta untuk bercerita tentang Sinterklas atau Kelinci Paskah.
Setelah menceritakan setiap kisah, mereka menerima sembilan potong permen karet dan didorong untuk menyumbangkan permen karet dalam jumlah berapapun kepada anak-anak penyandang disabilitas.