Pencarian Identitas Diri Terhadap Lingkungan: Kekuatan Pemuda dan Media Berita

29 Agustus 2023, 15:38 WIB
Ilustrasi pemuda. /PIXABAY/pexels/

PR TASIKMALAYA - Setelah cukup beristirahat lewat pandemi, bumi kembali dihinggapi polusi yang tak terhingga rupanya. Namun beda dari biasanya, kini polusi ini disuarakan dan lebih diperhatikan. Kebiasaan baru yang dijuluki 'new normal' ternyata mengantarkan para pemuda pada kesadaran terhadap lingkungan. 

Kurang lebih hal itu yang dipaparkan oleh Wartawan Senior Pikiran Rakyat, Deni Yudiawan dalam materinya terkait Socio Eco Journalism di acara Journalist Camp PRMN x Eiger 2023 pada Kamis, 24 Agustus 2023.

Persoalan lingkungan yang awalnya hanya menjadi berita sesaat kini berubah menjadi pembahasan serius, yang mengantarkan paksa pemerintah pada berbagai kebijakan. Kekuatan generasi muda yang gencar menyuarakan polusi akhirnya berhasil menciptakan solusi. 

"Banyak generasi muda sekarang kalau lihat dari demografi BPS sekitar 60 persenan, dan orang-orang muda sekarang sangat peduli dengan lingkungan. Contoh yang tadi polusi, kalau nggak di endeuk-endeuk sama orang muda mah nggak bakalan rame mereun," kata Deni Yudiawan di Sari Ater Campervan Park Palasari, Ciater, Subang Regency, Jawa Barat.

Baca Juga: LRT Jabodebek Mulai Beroperasi, Begini Cara Naik Transportasi Umum Tersebut 

Padahal menurut Deni, pembahasan polusi selalu ada di setiap tahun, tetapi baru kali ini semua orang menyadari betapa seriusnya masalah tersebut. Momen inilah yang membuat generasi muda menemukan identitas dirinya khususnya terhadap lingkungan.

Salah satu contoh lainnya adalah seperti munculnya Pandawa Grup, di mana grup ini berhasil menyentuh kesadaran banyak orang terhadap kebersihan lingkungan. Deni bahkan meyakini bahwa setingkat pemerintah pun tak kuasa menggerakkan ribuan orang untuk ikut membersihkan lingkungan. Sedangkan Pandawa Grup telah membuktikan eksistensi mereka dengan mengajak ribuan orang untuk sadar akan lingkungan. 

Selain generasi muda, media berita juga berperan aktif dalam menyampaikan informasi yang faktual terkait lingkungan dan alam. Sebab dengan penuhnya informasi yang muncul dari berbagai platform media sosial, masyarakat tak jarang disuguhkan dengan kabar palsu atau hoaks yang akhirnya menggiring mereka pada pemikiran yang salah. 

Baca Juga: Kader PAN Serukan Erick Thohir Maju Cawapres, Prabowo Subianto: Nanti! Belum Apa-apa Wapres

Khususnya soal bencana alam, banyak informasi yang salah terkait berbagai bencana alam yang menyesatkan masyarakat, entah itu dari pengambilan foto yang seenaknya, atau penyampaian informasi data yang keliru, sehingga dalam hal ini kehadiran media berita sangat diperlukan.

Untuk memberikan berita yang berkualitas, menurut Deni, media online dapat memperhatikan beberapa hal dalam menyampaikan informasi lewat berita yaitu: 

1. Demandnya penuhi

Selayaknya media online, hal pertama yang harus diperhatikan adalah memenuhi demand atau kebutuhan. Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa penghasilan dari media berita berasal dari traffic yang diambil berdasarkan banyaknya berita yang dibaca oleh masyarakat. Semakin tingginya traffic, maka semakin bagus pula pemasukan dari artikel berita tersebut.

Baca Juga: Jam Tayang My Lovely Liar Episode 10 Lengkap dengan Link Nonton Sub Indo di Viu, Spoiler, dan Preview

2. Perhatikan etika pengambilan sumber hingga verifikasi

Meski berita yang disampaikan berbentuk berita secara online, tetapi etika pengambilan sumber harus tetap diperhatikan hingga diverifikasi dengan benar. Dalam hal ini etika jurnalistik harus menjadi acuan dalam pembuatan berita. Kemudian berita juga harus diverifikasi kebenarannya. 

3. Fakta di lapangan

Terakhir, media juga harus menyampaikan berita yang faktual sesuai yang ada di lapangan, bukan sesuai yang ada di media sosial. Wartawan bisa melakukan verifikasi terkait suatu informasi untuk menyajikan berita yang faktual dan berkualitas.***

Editor: Wulandari Noor

Tags

Terkini

Terpopuler