PR TASIKMALAYA - Sejauh ini, kita tahu bahwa kacang memiliki banyak manfaat dan nutrisi yang baik bagi tubuh, salah satunya protein yang cukup tinggi.
Tak hanya itu, kacang juga kerap dijadikan salah satu alternatif makanan keika sedang diet, karena memiliki kalori yang tidak terlalu besar dan bisa menurunkan berat badan.
Lebih dari itu, ternyata kacang bukan hanya memberikan kesehatan untuk tubuh, namun juga bisa mengurangi stres dan depresi dalam diri seseorang.
Mengapa bisa? Hal ini berawal dari sebuah studi yang dijelaskan dalam jurnal Clinical Nutrition, menyebut bahwa ada keterkaitan antara kacang dengan penurunkan tingkat stres dan depresi.
Penjelasan studi tentang kacang
Sebuah penelitian dilakukan kepada sekitar 13.000 orang, di mana tiap peserta ini berusia rata-rata 58 tahun yang tidak mengalami depresi pada awal penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner yang mencatat asupan kacang para peserta serta gejala depresi atau penggunaan antidepresan yang mereka lakukan.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa, peserta yang mengonsumsi kacang sekitar 30 gram per hari, memiliki angka depresi 17 persen lebih rendah selama masa tindak lanjut 5,3 tahun dibandingkan yang tidak mengonsumsinya.
Pengaruh kacang terhadap risiko terkenanya depresi dan stres
Para peneliti mengamati bahwa sifat anti-inflamasi dan antioksidan dalam kacanglah yang memberikan perlindungan dari terkenanya depresi dan stres.
Di mana kandungan tersebuut, dinilai dapat mencegah peradangan di seluruh tubuh, termasuk otak.
"Para peneliti percaya peradangan di otak adalah penyebab banyak penyakit, seperti demensia dan depresi," kata pakar diet yang tidak terlibat dalam studi, Natalie Rizzo.
Maka disimpulkan lah bahwa sifat anti-inflamasi dan antioksidan ini yang membuat seseirang mengurangi risiko depresi.
Tak hanya itu, asam amino dalam kacang seperti arginin, glutamin, serin, dan triptofan juga diyakini bermanfaat dalam penurunan risiko depresi.
Manfaat kacang lainnya pun masih banyak, di antaranya yakni bisa mengurangi risiko depresi, menurunkan kadar kolesterol LDL hingga mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan infark miokard.***