PR TASIKMALAYA - Seringkali kita mendengar kabar bahwa orang-orang yang telah menerima vaksinasi justru menderita efek samping.
Di sisi lain, banyak juga orang yang sudah menjalani vaksinasi dan tidak mengalami efek samping apapun.
Sebuah efek samping vaksinasi yang paling banyak dilaporkan di antaranya nyeri di area suntik, kemerahan pada kulit, dan pembengkakan.
Tak hanya itu, efek samping lain yang umum dirasakan adalah demam, sakit kepala, lelah, nyeri otot, mual, dan menggigil.
Beberapa pihak berpendapat efek samping ini disebabkan oleh sistem imun yang masih berusaha menyesuaikan dalam memerangi virus corona.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News, pendapat itu kemudian memicu munculnya banyak pertanyaan.
Baca Juga: Bandingkan Perasaanya pada Amanda Manopo Dulu dan Memes Prameswari Kini, Billy Syahputra: Gue Pasrah
Salah satunya ialah mengenai tingkat imunitas orang-orang yang tidak mengalami gejala efek samping selepas menjalani vaksinasi.
Mengenai permasalahan ini, William Schaffner MD, seorang profesor dari Vanderbilt University Medical Center, Nashville, AS, memberikan jawabannya.
Ia mengatakan bahwa efek samping dan perlindungan dari vaksinasi tidak memiliki hubungan langsung.
Baca Juga: Usai Lahirkan 9 Bayi Kembar, Wanita Mali Ini Ungkap Perawatan Buah Hatinya: 100 Popok per Hari
"Tak ada hubungan langsung antara efek samping dan proteksi," katanya dalam wawancara dengan Medical News Today baru-baru ini.
William Schaffner MD kemudian menjelaskan bahwa saat tahap uji coba, efektivitas perlindungan vaksin terhadap partisipan melampaui 90 persen.
Sedangkan partisipan yang mengaku tidak memperoleh separuh atau sama sekali perlindungan dari vaksinasi berjumlah kurang dari 10 persen.
Menurut William Schaffner MD, aspek yang mempengaruhi munculnya perlindungan dari vaksinasi ialah keadaan tubuh penerimanya.
Mereka yang mengidap gangguan sistem imun di dalam tubuhnya mungkin tidak akan mampu menciptakan perlindungan dari Covid-19 walau sudah vaksinasi.
William Schaffner MD pun membahas tentang pengaruh obat yang bisa mengakibatkan dampak negatif pada efektivitas vaksinasi.
Baca Juga: Atlet Angkat Besi Hidilyn Diaz Jadi Peraih Medali Emas Pertama Filipinda di Olimpiade Tokyo 2020
Obat-obatan itu termasuk imunosupresan, yaitu obat yang mencegah aktivitas sistem imun, dan obat-obatan untuk penyembuhan kanker.
Sejumlah ahli pun menganjurkan dilakukannya tes antibodi guna mengetahui apakah vaksin Covid-19 berhasil menciptakan kekebalan.
Sedangkan Food and Drug Administration (FDA) dari AS menganjurkan tes antibodi guna mengevaluasi tingkat kekebalan pada tubuh penerima vaksin.
Baca Juga: Ungkap Kunci Utama Terhindar dari Covid-19, Denny Darko: Komorbid Itu Berpotensi Membunuh
Hal ini karena FDA khawatir jika hasil tes antibodi justru membuat penerima vaksin bersikap santai dan lalai terhadap protokol kesehatan.
Jika hal tersebut sampai terjadi, angka penularan Covid-19 juga bisa naik.***