Sisi Edukasi Agama Melalui Film Horor Dinilai Kurang, Begini Penjelasan Gus Kikin

- 28 Maret 2024, 18:05 WIB
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) didampingi pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (tengah) dan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid (kanan) saat ziarah di makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ponpes Tebuireng Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024). Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD tersebut menziarahi sejumlah makam ulama pendiri Nahdlatul Ulama dan bertemu dengan kiai kampung serta petani tembakau di Kabupaten Jombang. ANTARA
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) didampingi pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (tengah) dan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid (kanan) saat ziarah di makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ponpes Tebuireng Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024). Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD tersebut menziarahi sejumlah makam ulama pendiri Nahdlatul Ulama dan bertemu dengan kiai kampung serta petani tembakau di Kabupaten Jombang. ANTARA /SYAIFUL ARIF/ANTARA FOTO

PR TASIKMALAYA - Pengamat agama KH Abdul Hakim Mahfudz yang dikenal sebagai Gus Kikin, menilai bahwa edukasi agama melalui film horor justru dianggap kurang.

Gus Kikin mengatakan hal ini berkaca pada film horor Kiblat yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu karena memberikan kesan negatif.

"Film horor ini menurut saya dari sisi pendidikan kurang. Makanya anak-anak penguasaan keilmuan harus betul-betul dipahami, jadi bisa memilih film yang punya misi pendidikan," kata Gus Kikin yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada 28 Maret 2024.

Agar tidak terjadi untuk kesekian kalinya, Gus Kikin berharap pembuat film memikirkan faktor pendidikan atau edukasi dan tidak memprioritaskan keuntungan semata.

Baca Juga: Kalahkan Angka Box Office Film Parasite, Exhuma Berhasil Mencapai 10 Juta Penonton dalam Waktu 32 Hari

"Sekarang ini banyak film mengutamakan kepentingan komersial dan mengabaikan sisi pendidikan," katanya dikutip dari ANTARA.

Selain itu, ia juga berharap film yang dibuat bisa berikan fondasi keilmuan yang mumpuni dan menjaga kerukunan.

Soal poster Kiblat yang sempat diumumkan, dirinya merasa tidak nyaman dan merasa tidak paham dengan maksud pesan di poster tersebut.

"Kami tidak tahu dasarnya membuat adegan itu apa. Mungkin bercanda atau apa. Tapi jika betul melecehkan harus ditindak," ujar dia.

Halaman:

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x