Exhuma Hit Secara Global, Tradisi Pemakaman Kuno di Korea Kembali Jadi Sorotan Para Ahli

- 17 Maret 2024, 17:10 WIB
Artefak bersejarah Korea dikembalikan ke Korea saat 'Exhuma' memperbaharui minat terhadap tradisi pemakaman kuno.
Artefak bersejarah Korea dikembalikan ke Korea saat 'Exhuma' memperbaharui minat terhadap tradisi pemakaman kuno. /Instagram/@showbox_movie

Baca Juga: Penjelasan Ending Chicken Nugget: Apakah Ingatan Min Ah Kembali Usai Mengatur Ulang Waktu?

Dalam perkembangan yang luar biasa, lima tablet kuburan dari periode Goryeo dan Joseon telah dipulangkan ke Korea. Pengembalian ini dianggap luar biasa oleh Yayasan Nasional Warisan Budaya, yang telah memfasilitasi pemulihan artefak serupa selama lima tahun terakhir.

Yayasan Warisan Budaya Korea di Luar Negeri baru-baru ini meluncurkan benda-benda tersebut, termasuk tablet dari cendekiawan Joseon Kim Sa-mun, penanda makam pejabat militer Joseon Lee Ju, tablet dari cendekiawan Goryeo Kyonghwi, delapan pecahan makam Joseon Son Chang-man, dan penanda makam porselen putih berbentuk silinder dengan dasar besi untuk seorang wanita era Joseon dari klan Taein Heo.

Keberhasilan pemulihan tablet-tablet ini dan ketertarikan akademis dan publik yang mereka hasilkan menggarisbawahi pentingnya warisan budaya Korea.

Ketertarikan ini semakin diperkuat dengan penggambaran praktik pemakaman bersejarah dalam film seperti "Exhuma," yang menjembatani kesenjangan antara tradisi masa lalu dan daya tarik kontemporer. Pengungkapan barang-barang kuno yang dipulangkan baru-baru ini telah memicu minat yang cukup besar.

Baca Juga: BMKG Himbau Masyarakat Jawa Tengah Waspada Cuaca Ekstrem hingga 17 Maret 2024

Di sisi lain, Lee Sang Geun selaku ketua Yayasan Pemulihan Warisan Budaya menekankan pentingnya etika dan moral yang mendorong pemulihan artefak-artefak ini.

"Tidak seperti artefak lainnya, batu nisan memiliki tempat yang unik dalam warisan kita yang menuntut pertimbangan etis untuk pemulihannya," kata Lee.

Kemudian disebut Lee Sang Geun bahwa yayasannya berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai artefak-artefak ini sebelum mengembalikannya ke lokasi aslinya, untuk memastikan bahwa artefak-artefak tersebut dilestarikan dan dihargai dalam konteks sejarah dan budayanya.

Gelombang pemulangan ini tidak hanya mewakili kemenangan dalam pelestarian warisan budaya Korea, tetapi juga menjadi bukti dari konsensus global yang berkembang mengenai pengelolaan warisan budaya yang etis, termasuk melalui film Exhuma.***

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah