Network
PR TASIKMALAYA – Dewi Tanjung menanggapi polemik Haikal Hassan perihal penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian.
Seperti yang telah diketahui Haikal Hassan telah dilaporkan ke pihak yang berwajib oleh Cyber Indonesia.
Kabarnya kasus ini sudah sampai tahap penyidikan oleh Bareskrim Polri dan hanya menunggu hasilnya.
Baca Juga: Jelang Lamaran dengan Lesti Kejora, Begini Konsep Baju yang Akan Dikenakan Rizky Billar
Dewi Tanjung pun menyuarakan pendapatnya tentang proses polemik Haikal Hassan ini.
Menurutnya semakin banyak yang ingin Haikal Hassan ditangkap semakin baik.
Dewi Tanjung berpendapat Indonesia akan segera bersih dari orang – orang perusuh yang menjual agama.
Baca Juga: BTS Dilaporkan Comeback di Tanggal 9 Juli, Ini Tanggapan Big Hit Music!
Hal tersebut ditulis oleh Dewi Tanjung dalam akun Twitter @DTanjung15 pada Selasa, 8 Juni 2021.
“Semakin banyak yang ingin melihat Haikal Hassan ditangkap justru semakin bagus,” tulis Dewi Tanjung seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari unggahan Twitter @DTanjung15.
Pada awal cuitannya, Dewi Tanjung menanyakan pada netizen Twitter seberapa ingin melihat Haikal Hassan ditangkap.
Baca Juga: Ketemu Maia Estianty Di Bali, Luna Maya Perkenalkan Sosok Suaminya?
“Teman-teman, siapa yang mau melihat si Haikal Hassan ditangkap polisi?,” tanyanya.
Politisi perempuan ini meyakini bahwa dengan semakin banyak yang menginginkan Haikal Hassan ditangkap maka negara akan semakin baik.
Menurutnya Indonesia dapat bersih dari perusuh yang menjual agama untuk kepentingannya.
Baca Juga: Ditanya Hantu yang Bisa Dikencani, Demian Aditya Pilih Ini, Boy William: Oh My God Why?
“Supaya negara ini bersih dari kadrun-kadrun para perusuh penjual agama” tambanya.
Selain itu, politisi wanita dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut bahwa Haikal Hassan adalah Tukang fitnah.
Dan pada akhir cuitannya, tidak tanggung – tanggung dia menginginkan untuk Haikal Hasaan dikirim ke Nusa Kambangan.
“Si tukang fitnah ini sebaiknya langsung dikirim ke Nusa Kambangan,” ujar Dewi Tanjung di akhir Cuitannya.***
