Tentang Pertempuran Arjuna Lawan Bisma, ISI Denpasar Selenggarakan Sendratari Mahabharata

20 November 2020, 15:16 WIB
Poster pertunjukan sendratari Lembayung Kuruksetra Mahabharata. /Antara

PR TASIKMALAYA - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar akan mempertunjukan garapan sendratari bertajuk "Lembayung Kuruksetra Mahabharata" yang merupakan kolaborasi dengan Konsulat Jenderal Indonesia di Mumbai, India, yang disiarkan pada 21 November 2020 secara virtual.

"Kami berharap karya ISI Denpasar ini bisa menjadi penghapus dahaga kerinduan wisatawan India terhadap Bali dan Indonesia pada umumnya," ungkap Rektor ISI Denpasar I Gede Arya Sugiartha pada Kamis, 19 November 2020, di Denpasar.

Mengingat India sedang dalam situasi lockdown, sendratari Lembayung Kuruksetra Mahabharata diharapkan dapat menjadi hiburan yang istimewa untuk warga India dari rumah mereka masing-masing.

Baca Juga: Agama Digunakan untuk Provokasi dan Politik Kekuasaan, PBNU: Bentuk Politik Paling Buruk

Dikutip dari Antara oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, acara ini pun memperoleh dukungan dari Pemerintah Provinsi Bali yang menyediakan fasilitas Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, sebagai lokasi pertunjukan langsung sendratari tersebut.

"India merupakan penyumbang wisatawan terbesar ketiga bagi Bali, sehingga kita tetap lakukan promosi lewat kesenian. Setelah pandemi Covid-19 mereda, kami berharap kunjungan wisatawan India bisa meningkat," kata guru besar seni karawitan ISI Denpasar tersebut.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa berkata bahwa proses pengerjaan sendratari ini telah dilakukan sejak 7 Oktober 2020.

"Persiapan garapan musik pengiring dan koreografi saat itu kami targetkan rampung dalam dua pekan dan semua proses dilakukan di Taman Budaya Bali, Denpasar," katanya.

Baca Juga: BPBD Sleman Siapkan Belasan Barak Pengungsian, Hal itu Disediakan Setelah Ada Instruksi

Walaupun dikerjakan dalam keterbatasan karena wabah Covid-19, ISI Denpasar menerapkan standar tinggi sebab garapan ini akan disaksikan oleh warga internasional.

Begitupun halnya tiap-tiap susunan garapan mengaplikasikan protokol kesehatan Covid-19. Misalnya, para penabuh yang seharusnya 45 orang dikurangi jumlahnya menjadi kurang dari 25 orang.

"Tentu dengan memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak," terang Garwa.

Kadek Suartaya, yang merupakan art director pementasan tersebut memaparkan, Lembayung Kuruksetra Mahabharata dipecah menjadi empat bagian.

Pertama, yaitu prolog yang menunjukan karakteristik seorang Bisma. Bisma merupakan salah satu tokoh penting dalam wiracarita Mahabharata, putra dari Prabu Santanu dan Dewi Gangga. Ia pun adalah kakek dari Pandawa dan Korawa.

Bagian selanjutnya ialah adegan pertempuran antarbala tentara Pandawa melawan Korawa, kemudian pertempuran Arjuna melawan Bisma.

Dengan kekuatan Bisma sebagai pihak Korawa, pasukan Pandwa sempat dibuat kacau. Yudistira pun putus asa dan tidak berdaya.

Baca Juga: Bermain Video Game Baik Untuk Kesehatan Mental? ini Kata Peneliti

"Lalu munculah Krisna menguatkan hati Yudistira. Krisna membeberkan bahwa Bisma punya kelemahan yakni Srikandi. Hanya Srikandi yang bisa mengalahkannya. Aku siapkan Srikandi membantu Arjuna untuk melawan Bisma," Suartaya bercerita.

Peperangan yang bengis di Medan Kurusetra terus berlangsung. Sampai dengan satu titik saat kereta kuda milik Arjuna yang diiringi Srikandi bertemu "head to head" dengan kereta Bisma. Srikandi pun membuat Bisma kaget dan terlena.

"Dosa masa lalu pada Srikandi membuatnya merenung di medan laga. Krisna langsung memerintahkan Srikandi dan Arjuna membentangkan busur panah ke tubuh Bisma. Dalam hitungan detik, tubuh Bisma ditembus ribuan anak panah," ujarnya.

Pandawa pun mendekati Bisma yang tidak lagi berdaya. Bisma tahu bahwa itu adalah saatnya untuk kembali ke Sunia Loka. Namun ia menunggu waktu yang tepat sambil melihat kebinasaan Korawa.

Baca Juga: Penuhi Panggilan Penyidik Polri, Ridwan Kamil: Nanti Hasilnya Saya Sampaikan Setelah Klarifikasi

"Bisma memilih waktu sore hari kematiannya, saat lembayung atau langit di barat berwarna merah jingga. Inilah ihwal cerita garapan kami," katanya.

Suartaya menyebut pesan moral dari Lembayung Mahabharata, sebagaimana pesan Bisma kepada Pandawa, ialah bahwa umat manusia harus menjaga perdamaian dunia dan menghentikan perang saudara apapun alasannya.***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler