PR TASIKMALAYA - Sempat beredar kabar tarif Gus Miftah yang mencapai angka 3 sampai 7,5 Miliar di media.
Gus Miftah menjelaskan apa yang melatarbelakangi beredarnya berita tarif dirinya yang mencapai angka 3 bahkan 7,5 Miliar.
Gus Miftah tidak berdalih namun tidak membenarkan juga perihal isu yang beredar.
Baca Juga: Chelsea Kembali ke 4 Besar, Usai Hancurkan Crystal Palace di Laga Derby London
Menurut keterangan dari Gus Miftah bahwa selama dia mendapat bayaran dia selalu memberikan rekening pondok pesantren.
"Itu kepanjangannya Matur nuwun Mas Miftah," jawab Gus Miftah dengan candanya sebagaimana yang dikutip pikiranrakyat-tasikmalaya.com dari kanal Youtube Trans TV Official pada 10 April 2021.
Menjelaskan bahwa dirinya diwawancarai terkait kabar yang beredar tersebut.
"Saya setiap kali ada orang yang mau transfer itu tidak pernah pakai rekening saya," papar Gus Miftah.
"Rekening pondok (pondok pesantren), karena saya punya pondok (pondok pesantren) dan santrinya semua gratis," ucap Gus Miftah.
Gus Miftah pun menjelaskan bahwa pondok pesantrennya berada di Yogyakarta bernama pesantren Ora Aji.
Dan Gus Miftah mengatakan bahwa dirinya sempat meminta tolong untuk memposting programnya ke Inul.
"Bahkan tahun lalu saya minta tolong Mbak Inul salah satunya untuk posting di Instagram beliau," ungkap Gus Miftah.
Baca Juga: Jokowi Bentuk Satgas Hak Tagih Dana BLBI, Mardani Ali Sera: Jangan Sampai Terkesan Gimik
Gus Miftah menjelaskan bahwa dirinya mempunyai program 'kado lebaran' untuk Kyai terdampak pandemi Covid-19.
"Saya mempunyai kado lebaran untuk Kiai Kampung, untuk membantu Kiai Kampung yang terdampak pandemi," papar Gus Miftah.
Sekali lagi dia menuturkan bahwa dirinya tidak pernah menerima secara langsung uangnya karena masuk ke rekening pondok pesantren miliknya.
"Jadi bukan rekening saya, tapi rekening pondok," ucap Gus Miftah.
Ketika ditanyakan lagi oleh host acara Kopi Viral tersebut, perihal budget mengundang Gus Miftah.
Gus Miftah menjelaskan dengan lugas bahwa dirinya tidak pernah mematok harga.
"Ada budgetnya atau seikhlasnya?" tanya Melaney Ricardo
"Nggak," jawab Gus Miftah dengan lugas.***