"Misal dalam 10 tahun, GDP 2030 itu 10 ribu dolar AS, ata naik 2,5 kali dalam 10 tahun, itu berapa kendaraan bermotor yang dibutuhkan. Kalau semua pakai combustion engine, luar biasa polusinya. Apalagi kta tidak tertib menggunakan combustion engine yang ramah lingkungan," lanjut Dia.
Selanjutnya, bisnis online yang memiliki prospektif di masa depan. Di mana bisnis ini akan memberi dampak pada platform properti secara keseluruhan.
Kesediaan koneksi internet yang cepat untuk gedung perkantoran, perumahan dan properti lainnya menurut Jonan harus didukung.
"Mungkin sekarang kompleks perumahan atau wilayah dengan broadband (koneksi internet cepat) luas biasa, yang fast broadband, itu mungkin nilainya akan naik," ujarnya.
Baca Juga: Alasan Warner Bross Ganti Johnny Depp dalam Film Fantastic Beast 3 oleh Mads Mikkelsen
Lalu yang keempat bisnis di sektor lingungan hidup yang kini semakin banyak pihak memberikan perhatian khusus terhadapnya.
Bahkan, PBB dan World Economic Forum (WEF) pun sudah mendorong program penanaman satu triliun pohon di dunia.
"Uni Eropa, waktu saya bertugas juga sudah ribut mempermasalahkan hasil perkebunan sawit kita, apakah ini memenuhi standar eco friendly atau tidak. Ini akan datang, tidak hanya secara bidang karena makin lama akan datang," tutur Jonan.
Yang tak kalah penting dan sudah masuk dalam kehidupan kita yaitu kecerdasan buatan atau Al. Kecerdasan buatan menjadi tulang punggung revolusi industri 4.0 yang tengah digadang-gadang oleh pemerintah.
Baca Juga: Joe Biden Pertimbangkan Mantan Penasihat Keamanan Nasional Obama untuk Pimpin CIA