Hoaks atau Fakta: Benarkah Kasus Bunuh Diri di Dunia Naik 200 Persen Sejak Lockdown?

- 24 November 2020, 06:58 WIB
Ilustrasi gantung diri.
Ilustrasi gantung diri. /Pixabay/Servicelinket/

Namun, anggapan kenaikan bunuh diri sejak lockdown ternyata tidak tepat.

Pasalnya, berdasarkan laporan angka bunuh diri di negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Norwegia, dan Jepang angkanya cenderung stagnan.

Awal terjadinya pandemi yang terjadi di berbagai negara, tidak tercatat adanya peningkatan bunuh diri di negara Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.

Bahkan, terjadi angka penurunan di Norwegia dan Jepang.

Baca Juga: Tolak Rapid Tes, Wagub DKI Jakarta Ingatkan soal Sanksi Denda Rp 5 Juta

Menariknya, justru di negara berpenghasilan rendah yang berpeluang terjadi peningkatan bunuh diri seperti di Peru, angka bunuh diri justru menurun.

Rajeev Ramchand selaku penasehat senior Epidemiologi Psikiatri dan Pencegahan Bunuh Diri dari The National Institute og Mental Health AS menjelaskan, belum ada data nasional AS yang merangkum jumlah kematian akibat bunuh diri, keinginan bunuh diri, atau jumlah orang yang bunuh diri selama pandemi Covid-19.

Selain itu, Rajeev menjelaskan bahwa dibutuhkan waktu yang lama untuk menghitung angka kematian yang disebabkan oleh bunuh diri.

Baca Juga: Bagikan Cerita Kunjungi Gedung Putih, Luhut Ungkap Kedekatan dengan Menantu Donald Trump

Data lainnya, yaitu data dari WHO Global Health Estimates angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia tahun 2016 sebesar 3,4 per 100.000 penduduk.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah