Cek Fakta, Benarkah Ini Video Detik-detik Gempa Mengguncang NTT? Simak Faktanya

15 Desember 2021, 10:53 WIB
Beredar kabar yang menyebut ada video Twitter yang diklaim menunjukkan detik-detik gempa NTT, berikut cek faktanya. /BMKG

PR TASIKMALAYA – Beredar video di media sosial Twitter yang mencatut bencana alam gempa di Nusa Tenggara Timur (NTT).

NTT memang belum lama ini diguncang gempa, ada video di Twitter yang diklaim menampilkan detik-detik bencana tersebut.

Video Twitter yang diklaim menunjukkan momen gempa di NTT itu diunggah akun Twitter Dewie Pramesty, @QuellaMore01.

Video yang diklaim menunjukkan kondisi gempa di NTT itu memang memperlihatkan momen saat anyak warga panik, video itu diunggah di Twitter.

Baca Juga: Kode Redeem FF Free Fire Terbaru, 15 Desember 2021: Raihlah 21 Hadiahnya dan Creator Box dari Garena

“Detik detik gempa mengguncang NTT. Semoga tidak ada korban jiwa.”

Demikian caption pada unggahan video berdurasi 23 detik tersebut.

Hingga kini video itu telah ditonton lebih dari 2000 kali.

Benarkah kabar tersebut?

Baca Juga: Bertabur Bintang! 'Work Later Drink Now' Akan Dibintangi Siwon Super Junior hingga Eun Ji Apink1

Dikutip Pikiran-rakyat.Tasikmalaya.com dari laman Turn Back Hoax, kabar itu adalah hoaks, kategorinya ialah konteks yang salah.

Berdasarkan penelusuran, ternyata video itu tidak menunjukkan gempa NTT, tapi gempa Padang pada 2009 lalu.

Hal ini dibuktikan oleh video serupa yang telah beredar sejak 9 Oktober 2009 lalu di kanal YouTube Yusuf Adni.

Sumber lainnya juga menyebut kejadian gempa di Padang itu terjadi pada 30 September 2009, adapun kekuatan gempanya mencapai 7,6 SR.

Baca Juga: Kapan David da Silva Bergabung dengan Persib Bandung Setelah Direkrut? Pihak Pangeran Biru Bersuara

Unggahan hoaks soal video gempa NTT. Turn Back Hoax

Sebanyak 1.115 orang tewas dan 2.329 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempa di Kota Padang tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, video Twitter yang diklaim menunjukkan detik-detik gempa NTT adalah hoaks.

Kategori hoaks itu adalah konteks yang salah.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler