Baca Juga: BLT Anak untuk Siswa SD, SMP, SMA Cair Oktober Ini, Cek Lewat Link Resmi cekbansos.kemensos.go.id
2. Hadapi emosi yang mendasarinya
Dalam artikel PsychCentral, yang diulas oleh Antonieta Contreras, LCSW-R, kebencian digambarkan sebagai emosi tersier, yang muncul setelah mengalami emosi sekunder.
Sebagai emosi tersier, dendam muncul setelah kemarahan (sekunder), yang muncul setelah mengalami kemarahan (primer).
3. Cobalah untuk memahami orang yang telah dibenci
Baca Juga: Eddie Howe Tanggapi Pemain Seusia Cristiano Ronaldo Tidak Menjadi Prioritas Newcastle
Apakah orang tersebut telah menebus kesalahannya atau tidak, akan sangat membantu untuk mencoba memahami mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan.
Pertimbangkan masa lalu mereka. Misalnya, apa yang mungkin menghalangi orang tua Anda memenuhi kebutuhan Anda? Kurangnya pendidikan? Sumber daya tidak mencukupi? Trauma yang belum terselesaikan? Penyakit yang menuntut energi yang signifikan?
Menjelajahi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dapat melunakkan kemarahan yang kadang-kadang mendasari, dan mendahului, kebencian. Agar emosi negatif tidak membebani Anda, Anda dapat membiasakan diri menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini secara berkala.
4. Berlatih memaafkan