"Pria membahas topik 'mabuk cinta' secara online secara signifikan lebih sering dan lebih intensif daripada wanita," sambungnya.
Sementara itu, para peneliti mengelompokkan kata-kata seperti penyesalan, menangis, sakit, atau patah hati, di bawah 'mabuk cinta'.
"Di atas segalanya, fakta bahwa masalah cinta lebih sering didiskusikan oleh pria menggarisbawahi bahwa pria paling tidak terpengaruh secara emosional oleh masalah hubungan seperti wanita," tutur Entwistle.
Kemudian, para peneliti menemukan bahwa pria lebih mungkin untuk mencari bantuan dengan masalah hubungan.
"Wanita lebih bersedia untuk mengenali masalah hubungan, mempertimbangkan terapi dan mencari pengobatan daripada pria," tuturnya.
Lebih lanjut, adanya stigma tentang pria yang mencari bantuan untuk berbagi emosi tampaknya lebih keras daripada wanita.***