Ini memungkinkan anggota, untuk pertama kalinya, untuk mengkomunikasikan suara mereka kepada rekan-rekan di Washington, yang kemudian memberikan suara tersebut untuk mereka secara langsung.
Baca Juga: Punya Utang Rp 17,5 Miliar, Rincian Total Kekayaan Mensos Juliari Mencapai Hampir Rp 50 Miliar
Sejauh ini, hanya Demokrat yang mengadopsi teknologi Markup. Partai Republik telah menyatakan keprihatinan tentang pemungutan suara virtual, dengan mengatakan itu menjadi preseden yang buruk.
Perwakilan AS Hakeem Jeffries, yang memimpin Kaukus Partai Demokrat, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa aplikasi Markup memungkinkan Demokrat
"Untuk dengan aman menciptakan kembali tradisi rapat organisasi Kaukus DPR Demokrat, termasuk kemampuan Anggota untuk memberikan suara dengan pemungutan suara rahasia," kata Hakeem dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.
Baca Juga: Sebut Jokowi Punya Banyak 'Prestasi' di Papua, Said Didu: Kenapa Mereka Sampai Nyatakan Merdeka?
“Penggunaan Markup untuk kontestasi kepemimpinan partai menggambarkan skenario awal namun terbatas, di mana sejumlah kecil perangkat dan surat suara memutuskan hasil dalam sistem tertutup,” kata Redmond.
Kantor Sumber Daya Informasi DPR meninjau keamanan perangkat lunak dan kemudian memasangnya di ponsel anggota parlemen sebelum kontes, juru bicara Sumber Informasi House mengonfirmasi.
Pengembangan Markup dipercepat pada bulan Maret dengan munculnya virus korona. Virus ini terus memengaruhi kemampuan anggota parlemen untuk melakukan perjalanan ke Washington untuk memberikan suara dan bertemu dengan kolega, sehingga peluncuran aplikasi tepat waktu.
Baca Juga: Jajaran Dewan Penasihat Baru Pentagon akan Diisi Loyalis Donald Trump