Setengah Juta Akun Dijual di Situs Gelap, CEO Zoom Akui Tak Siap Terima Lonjakan Pengguna

5 Mei 2020, 12:00 WIB
Zoom.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Seorang peretas berbahasa Rusia telah menjual lebih dari setengah juta akun Zoom kepada pakar keamanan siber di darkweb (situs gelap),

Diberitakan The Times, seperti dikutip laman Gizchina, data yang diunggah oleh para peretas tersebut antara lain berupa alamat e-mail, login dan kata sandi, tautan obrolan dan juga pin untuk menggelar konferensi video.

Perusahaan keamanan siber Cyble membeli akun Zoom di darkweb dari pengguna Telegram berbahasa Rusia.

Baca Juga: Beradu Nasib, Jual Emas Jadi Alternatif Warga Palembang Bertahan Hidup

Sejumlah akun tersebut milik pelanggan Cyble, sehingga perusahaan dapat memverifikasi keasliannya.

Jumlah pengguna Zoom meningkat selama pandemi Covid-19 dan transisi besar-besaran oleh kantor juga sekolah, seiring dengan penerapan bekerja dan belajar dari rumah guna memutus rantai penyebaran virus corona.

Menurut Zoom, pada Desember 2019, sekitar 10 juta orang menggunakan Zoom dalam sehari, sementara pada Maret 2020, angka itu melonjak menjadi 200 juta orang.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Didi Kempot Sempat Mengatakan pada Sang Kakak Dirinya Sudah Tak Tahan

Namun, pada awal April, The Washington Post melaporkan kebocoran ribuan rekaman video call Zoom.

Menanggapi hal ini, CEO Zoom Eric Yuan mengatakan bahwa layanan Zoom tidak siap untuk peningkatan tajam jumlah pengguna.

“Kami mengakui bahwa kami belum memenuhi harapan masyarakat mengenai privasi dan keamanan,” kata dia.

Baca Juga: Waspada! 5 Masalah Kesehatan Ini Kerap Muncul saat Puasa, Salah Satunya Diare

Di antara data yang bocor tersebut ada percakapan pribadi pengguna dan percakapan rapat.

Menurut laporan sebelumnya, jaringan peretas, yang disponsori oleh kelompok Necurs dan kemungkinan beroperasi di Rusia, tersebut telah dihancurkan oleh Microsoft.

Divisi keamanan siber Microsoft bekerja melawan jaringan bot yang secara diam-diam mengirim spam ke komputer beberapa pengguna.

Baca Juga: Jelang PSBB Jawa Barat, Ridwan Kamil Optimis Bisa Tekan Angka Persebaran Covid-19

Komputer pengguna juga terinfeksi ransomware, yang menuntut tebusan untuk membuka kunci. Semua kejahatan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok peretas Necrus.

Sementara itu, baru-baru ini, Zoom telah meningkatkan keamanan di platformnya, dan menambahkan sejumlah lapisan perlindungan yang diharap dapat mengatasi masalah sebelumnya dan menjauhkan pengguna dari masalah keamanan.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Gizchina

Tags

Terkini

Terpopuler