Terlalu Nyaman dengan Badminton, The Daddies Ogah Gantung Raket

- 26 Februari 2023, 14:24 WIB
Pebulutangkis Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan atau The Daddies mengungkapkan jika keduanya masih belum tahu kapan akan pensiun.
Pebulutangkis Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan atau The Daddies mengungkapkan jika keduanya masih belum tahu kapan akan pensiun. /Instagram/@king.chayra

PR TASIKMALAYA - Penggemar badminton pasti kenal dengan The Daddies. Sebutan untuk pasangan Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, legenda badminton Indonesia dari cabang ganda putra yang telah berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menjuarai beberapa kejuaraan dunia.

Walaupun sudah meraih banyak medali dan usianya hendak memasuki kepala empat, ternyata mereka belum memiliki niatan untuk pensiun. 

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari video yang diunggah kanal YouTube Helmy Yahya Bicara pada 6 Februari 2023, The Daddies berbagi cerita tentang perjuangannya menjadi pemain badminton profesional hingga mencapai puncak karirnya. 

Dedikasi The Daddies pada dunia badminton tak perlu dipertanyakan lagi. Hingga saat ini mereka masih bertengger di peringkat tiga dunia, bersaing dengan pemain-pemain muda lainnya.

Baca Juga: Bersiap Hadapi Persija Jakarta, Fabio Araujo Lefundes Ingin Madura United FC Dapat Hasil Maksimal

Dua angka di bawah juniornya, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Adrianto, dan satu peringkat di bawah pasangan ganda putra Malaysia, Aaron Chia dan Soh Wooi Yik. 

The Daddies resmi berpasangan sebagai pemain ganda putra badminton Indonesia sejak tahun 2012. Sudah 11 tahun berpasangan dan masih kompak berkompetisi di berbagai kejuaraan dunia hingga saat ini.

Keduanya masih sangat konsisten mengikuti pertandingan demi pertandingan, mengumpulkan point demi point, walaupun harus merogoh kocek sendiri. 

Status mereka kini bukan lagi pemain Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Indonesia), maka dari itu mereka tidak lagi dibiayai setiap hendak berkompetisi.

Baca Juga: Berhasil Kalahkan Wednesday, The Last of Us Capai Angka Fantastis Jumlah Tontonan Penggemar

Walaupun sudah tak lagi secara resmi jadi pemain Pelatnas, The Daddies nyatanya masih berlatih dan mendapatkan fasilitas latihan di Pelatnas. Keduanya masih mendapatkan pembinaan dari para pelatih dengan status sparing. 

Jika bicara soal prestasi, The Daddies tak perlu diragukan lagi. Mereka berhasil menjuarai tiga kali BWF World Championships tahun 2013, 2015, dan 2019, All England tahun 2019, dan masih banyak lagi. 

Sedikit flashback ke belakang, untuk sampai ke titik ini tentunya tidak mudah bagi The Daddies. Mereka harus berlatih sejak kecil, sekitar tahun 6 atau 7 tahun dan merantau ke Ibu Kota. Berlatih keras di klub badminton masing-masing hingga berhasil masuk Pelatnas dan jadi juara dunia.

Dalam talk show tersebut, The Daddies bercerita soal motivasi awal mereka untuk menjadi pemain badminton profesional. 

Baca Juga: Sedang Berbenah, MK Siap Sambut Pemilu 2024

Awal mula Hendra terjun ke dunia badminton tak lepas dari pengaruh orang tuanya. Ayahnya adalah seorang pelatih badminton, oleh karena itu ia sudah diajak berlatih sejak kecil. Ayahnya mengajarkan dasar-dasar permainan badminton juga mendidiknya jadi disiplin. 

Namun nyatanya tak hanya pengaruh orang tua, Hendra memiliki motivasi lain yang memacu dirinya untuk berlatih keras hingga menjadi juara dunia. Tontonan kompetisi badminton yang sering ditayangkan di televisi jadi salah satu pemicunya.

“Ya saya sering dulu liat di televisi, ada kejuaraan apa saya nonton. Dulu sih nggak cita-cita jadi juara dunia, nggak kebayang, cuman mau masuk pelatnas intinya. Tapi setelah masuk pelatnas, saya ketemu langsung sama Koh Chandra, Koh Tony dan lain lain, jadinya termotivasi, apalagi mereka kan pekerja keras banget. Jadi itulah salah satu motivasi saya, jadi punya target, wah saya mau jadi juara dunia,” tuturnya.

Tak jauh berbeda dengan Hendra, Ahsan juga termotivasi oleh kejuaraan badminton yang sering ditayangkan televisi. Menyaksikan para atlet menaiki podium, mengibarkan bendera, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya membuat ia sangat termotivasi untuk jadi pemain badminton. Ia sampai rela hijrah dari Palembang ke Jakarta untuk menggapai cita-citanya.  

Baca Juga: Beri Kritikan Pedas untuk Dandy, Bintang Emon: Aura Semena-menanya Paling Berasa

“Tetep di daerah itu agak susah bersaing, jadi keluarga dan klub memutuskan buat hijrahlah ke Jakarta,” ujar Ahsan.

Dalam memulai karirnya, Hendra pertama kali masuk PB Jaya Raya dan harus mengikuti pelatihan selama tiga bulan hingga akhirnya diterima sebagai anggota. Sedangkan Ahsan harus dua kali berpindah klub, dimana klub pertamanya adalah PB Bina Bangsa Raya di Depok, kemudian berpindah ke PB Djarum. 

Selama 11 tahun bersama, Hendra dan Ahsan telah melewati banyak peristiwa yang sangat berkesan. Bagi Ahsan, pengalamannya yang sangat berkesan bersama Hendra adalah menjadi juara All England 2019. Menurutnya, sebelum ikut kejuaraan itu keduanya sudah berpisah sekitar satu tahun dan tak menyangka bisa menang.

“Moment paling berkesan tahun 2019, juara All England. Karena sempat berpisah setahun dari olympic 2016, sempat punya pasangan masing-masing tapi malah balikan dan malah juara,” tuturnya menjelaskan.

Baca Juga: Ant-Man and the Wasp: Quantumania Konfirmasi Rumor Penting Loki Season 2

Berbeda dengan Ahsan, Hendra menjadikan moment BWF World Championships tahun 2013 sebagai kenangan terindahnya. Karena mereka pertama kali berhasil menjuarai predikat tersebut setelah menjadi pasangan, mengalahkan pasangan Denmark.

Berpasangan selama belasan tahun tentu ada kiat untuk mempertahankan performa dan kepercayaan satu sama lain. Menurut keduanya yang paling penting adalah komunikasi, satu sama lain saling memberi saran tanpa harus ada salah satu yang lebih memimpin.

The Daddies saat ini sudah semakin mendekati kepala empat, Ahsan berusia 36 tahun sedangkan Hendra 39 tahun. Menyiasati usia, mereka fokus pada permainan strategi ketimbang tenaga. Mengatur tempo dan penempatan bola. Walaupun demikian, stamina juga masih sangat penting dalam pertandingan.

Sebagai pemain dengan jam terbang tinggi, mereka memiliki beberapa harapan dan pesan untuk kemajuan badminton Indonesia.

Baca Juga: Tes Fokus: Temukan 10 Wajah yang Ada di Gambar Jadul Ini dalam Waktu 20 Detik!

Bagi mereka yang paling penting adalah mempersiapkan regenerasi, jangan sampai terputus. Bibit-bibit muda harus dilatih, didukung secara penuh oleh orang tua maupun pelatih. Selain itu, mereka juga memberikan motivasi kepada pemain muda agar tidak mudah menyerah, komitmennya harus selalu dijaga. 

Hingga talk show itu berakhir, keduanya masih belum tahu secara pasti kapan mereka akan berhenti. Mereka masih merasa senang bermain badminton, selagi masih kuat dan masih diberi kesempatan mereka masih ingin mencoba. 

Walaupun masih ambisius nyatanya mereka sudah mempersiapkan diri apabila mereka sudah resmi menggantungkan raketnya suatu hari nanti. Keduanya sudah mempersiapkan berbagai bisnis. Setelah pensiun nanti, Ahsan lebih ingin fokus menjadi pebisnis sedangkan Hendra berkeinginan untuk menjadi pelatih.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Youtube Helmi Yahya Bicara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah