Awal Mula Kericuhan Suporter di Stadion Kanjuruhan Usai Arema vs Persebaya, Begini Kesaksian dari Aremania

- 2 Oktober 2022, 06:37 WIB
Seorang Aremania memberikan kesaksikan terkait kericuhan suporter di Stadion Kanjuruhan usai Arema vs Persebaya, 1 Oktober di BRI Liga 1.
Seorang Aremania memberikan kesaksikan terkait kericuhan suporter di Stadion Kanjuruhan usai Arema vs Persebaya, 1 Oktober di BRI Liga 1. /Dok Arema FC

PR TASIKMALAYA - Kericuhan suporter kembali lagi terjadi usai Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.

Salah seorang Aremania memberikan kesaksiannya saat kericuhan usai Arema vs Persebaya itu dimulai.

Lewat akun Twitter-nya, Rezqi Wahyu menceritakan awal mula kericuhan suporter usai Arema vs Persebaya pada malam kemarin.

Aremania itu mengaku tragedi kericuhan usai Arema vs Persebaya adalah momen terendah selama dirinya menjadi suporter.

Baca Juga: Dialami Ibunda Gading Marten, Ini 8 Gejala Kanker Paru yang Sering Diabaikan

"Assalamualaikum, sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya," tulisnya pada 2 Oktober 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @RezkiWahyu_05.

"Yang kedua, syukur alhamdulillah, saya diberi keselamatan sampai di rumah dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi di sini," lanjutnya.

Mulanya, kondisi stadion saat itu berlangsung kondusif.

"Kick-off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun, yang ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya," ungkapnya.

Baca Juga: Gading Marten Berduka: Mama Nggak Sakit Lagi, Mama Bisa Berdansa dengan Malaikat-malaikat di Surga

Menurut kesaksian Rezqi, ada beberapa kericuhan yang terjadi usai babak pertama.

Namun, kericuhan tersebut berhasil diredam aparat.

"Babak pertama selesai dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2 sampai 3 kali kericuhan sedikit di tribun 12 dan 13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang," jelasnya.

Babak kedua dimulai, Aremania semakin gemas karena pertahanan Singo Edan digempur terus-menerus dan Persebaya mencetak golnya yang ketiga.

Baca Juga: Lesti Kejora Dipastikan Alami KDRT oleh Rizky Billar, Polisi: Dilakukan Berulang-ulang

"Hingga peluit akhir dibunyikan Arema tidak bisa menambah golnya dan harus menerima kekalahan. Di sinilah awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit di bunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa," lanjutnya.

Pelatih dan pemain Arema mencoba menyampaikan permintaan gestur permintaan maaf.

"Di sisi lain, ada 1 orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," lanjutnya.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Minggu, 2 Oktober 2022: Trans TV, SCTV, NET TV, Ada Film 'Brick Mansions' dan 'Tracers'

Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema.

Terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut.

Menurut kesaksian Rezqi, semakin banyak suporter berdatangan dan semakin ricuh kondisi karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.

Setelah itu, diikuti dengan lemparan berbagai macam benda ke arah lapangan.

Baca Juga: Ramalan Shio Kuda, Kambing, dan Monyet Hari Ini, 2 Oktober 2022: Jadi Pembawa Damai, Jaga Sikap Rasional

"Para suporter yang semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib," ungkapnya.

Sementara itu pihak keamanan mencoba menertibkan para suporter.

"Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis," ungkapnya.

Rezqi menilai tindakan aparat tersebut kurang humanis.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini Minggu, 2 Oktober 2022: ANTV, Trans 7, dan tvOne, Ada Film India 'Om Shanti Om'

"Dipentung dengan tongkat panjang, 1 suporter dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya," terangnya.

Saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.

"Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif," jelasnya.

Pada akhirnya, pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah suporter di lapangan.

Baca Juga: Ramalan Shio Kelinci, Naga, dan Ular pada Minggu, 2 Oktober 2022: Urus Kebutuhan Diri, Redakan Konflik Rumah

"Aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter yang ada di lapangan," terangnya.

Akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah suporter.

"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata," tulisnya.

"Ada juga yang langsung di tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10," tambahnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang Kamu Lihat Pertama Kali? Ungkap Kamu Tidak Suka Diperintah

Kondisi semakin tidak kondusif, akhirnya suporter panik karena ditembaki gas air mata.

"Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para suporter panik terkena gas air mata," ungkapnya.

Rezqi mengungkapkan bahwa banyak suporter perempuan yang menjadi korban.

"Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua, anak-anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, nggak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet," jelasnya.

Baca Juga: Pesan Khusus Luis Milla untuk Bobotoh sebelum Laga Persib vs Persija di BRI Liga 1

Sementara itu, di luar stadion banyak yang terkapar pingsan.

"Di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata," jelasnya.

Kericuhan masih terjadi sekitar pukul 22.30.

"Sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat dan pengeroyokan suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung kita di dalam stadion dengan puluhan gas air mata," ungkapnya.

Baca Juga: Prediksi Skor Persib vs Persija, Eko Maung Sebut Jadi Momen Pertemuan 2 Pelatih Terbaik BRI Liga 1

Di luar stadion tampak mencekam, Rezqi pun mendengar suara tangisan wanita di mana-mana.

"Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita," terangnya.

"Suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi, dan bambu berterbangan," tambahnya.

"Hari ini, 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang suporter," jelasnya.

Baca Juga: Polda Jabar Minta Bobotoh Tetap Kondusif Jelang Laga Big Match Persib vs Persija di Pekan ke-11 BRI Liga 1

Rezqi mengaku masih belum percaya dengan kericuhan di Stadion Kanjuruhan usai Arema vs Persebaya di BRI Liga 1 ini.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah