Dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube pbdjarum, Sigit Budiarto mengatakan bahwa ia dan tim berangkat saat Orde Baru dan pulang saat Indonesia sudah Reformasi.
"Kita berangkat, kita pamitnya ke Pak Harto. Begitu selesai, juara, pulang disambutnya saat Pak Habibie," ujar Sigit Budiarto pada video yang diunggah 16 Oktober 2021.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Mana Jalan yang Anda Pilih? Jawabannya Ungkap Tantangan dalam Hidup Anda
Sang legenda badminton ini mengungkapkan bahwa saat ia berangkat, situasi tanah air masih aman.
Akan tetapi, kerusuhan terjadi saat ia dan tim jauh dari tanah air, sehingga menimbulkan kecemasan.
"Jadi saat itu, kita berangkat itu memang Jakarta masih aman. Tapi pas kita di sana terjadi kerusuhan," ujar Sigit Budiarto.
Di tengah situasi tak pasti, Sigit Budiarto dan tim Indonesia lain pun berusaha untuk tetap fokus pada pertandingan.
"Jadi memang suasana menegangkan, kita juga ingin tahu berita di Indonesia, tapi kita mau gak mau harus tanding di sana," ujar Sigit Budiarto menambahkan.
Di tengah kerusuhan, legenda badminton ini pun menjamin bahwa ofisial memastikan keselamatan keluarga skuad Thomas Cup 1998.