Network
PR TASIKMALAYA - Jun Mizutani dan Mima Ito membuat sejarah pada hari Senin, 26 Juli 2021 pada Olimpiade Tokyo 2020.
Hal ini lantaran pasangan ganda campuran tersebut telah kembali untuk memberikan Jepang medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 pada cabang tenis meja untuk pertama kalinya.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, Jun Mizutani yang berusia 32 tahun dan Mima Ito dengan usia 20 tahun telah mengejutkan dunia dengan menjadi juara setelah melawan juara dunia Tiongkok Xu Xin dan Liu Shiwen 4-3.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Terapi Uap Panas Bisa Membunuh Virus Corona?
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya dari Japan Times, setelah tertinggal dua permainan di final tujuh, pertandingan yang menegangkan di Tokyo Metropolitan Gymnasium.
Mereka telah menang 5-11, 7-11, 11-8, 11-9, 11-9, 6-11, 11-6, menjadi juara pertama dari acara ganda campuran, yang ditambahkan ke program tenis meja.
"Tiongkok telah mengalahkan kami berkali-kali di Olimpiade dan di Kejuaraan dunia," ujar Mizutani.
Baca Juga: Periksa USG dengan Raffi Ahmad, Nagita Slavina Terharu: Sayang Hidungnya...
"Saya pikir kami bisa membalas semua kekalahan di sini, di Olimpiade Tokyo. Saya sangat senang," sambungnya.
Mima Ito juga menambahkan jika dirinya sangat senang dan menikmati sendiri hingga akhir, karena semua orang termasuk seluruh staf tim yang telah mendukung.
Xu dan Liu membuang sedikit waktu untuk memperkuat otoritas mereka, berlomba untuk memimpin dengan mengambil dua permainan pertama.
Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta 27 Juli 2021: Cancer Harus Intropeksi Diri, Leo Hargai Perasaan Pasangan
Namun pasangan Jepang tersebut menolak untuk menyerah.
Pukulan forehand dari Ito membalaskan satu permainan sebelum Mizutani membuat kedudukan menjadi imbang yakni 2-2.
Kemudian menempatkan tuan rumah di depan dengan pukulan backhand yang tepat.
Baca Juga: Kasusnya dengan Jerinx SID Dituding Setingan, Adam Deni: Saya Tidak Peduli
Xu dan Liu menyakan kedudukan tetapi Jepang memenangkan delapan poin pertama dari penentuan.
Mizutani dan Ito telah menahan keberanian mereka untuk meraih kemenangan.
"Kami berada di kaki belakang ketika kami tertinggal 0-4 di permainan ke tiga, tetapi kami mampu merebut kembali permainan itu dan dari sana, momentum bergeser ke arah kami," jelaskan Mizutani.***
