PR TASIKMALAYA - Marcus Rashford merupakan satu dari tiga pemain Inggris yang gagal mencetak gol dalam babak adu penalti melawan Italia pada final Euro 2021
Marcus Rashford bersama Jadon Sancho dan Bukayo Saka gagal mengeksekusi penalti, sehingga membuat Inggris kalah 2-3 oleh Italia.
Marcus Rashford bersama kedua rekannya pun menjadi korban tindakan rasisme para fans di akun sosial medianya.
Sebuah mural untuk menghormati Marcus Rashford di Withington, Manchester selatan, dirusak beberapa jam setelah pemain tersebut gagal mengeksekusi penalti.
Rashford kemudian mengunggah pesan kepada para fansnya di akun Twitter pribadinya.
"Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana dan tidak tahu bagaimana mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaan saya saat ini.
Baca Juga: Tes Psikologi Visual: Pola Hewan Pertama Dilihat Ungkap Kepribadian Bawah Sadar, Sensitif?
Saya mengalami musim yang sulit, saya pikir itu sudah jelas bagi semua orang. Saya mungkin pergi ke final itu dengan kurang percaya diri," pesan Rashford sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari unggahan di akun Twitter-nya.
"Penalti adalah satu-satunya yang diminta untuk saya sumbangkan untuk tim. Saya bisa mencetak penalti dalam tidur saya jadi mengapa tidak?
"Itu sudah ada di kepala saya berulang kali sejak saya bermain bola dan mungkin tidak ada kata untuk menggambarkan bagaimana rasanya," lanjutnya.
Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes
Terakhir, Rashford hanya bisa menyampaikan permintaan maaf atas kegagalannya mengeksekusi yang membuat Inggris gagal meraih gelar juara Euro 2021.
Penyerang Manchester United itu memuji skuad The Three Lions, dengan mengatakan "persaudaraan telah dibangun dan tidak dapat dipatahkan".
Rashford pun dapat menerima kritik atas penampilannya dan kegagalan saat mengeksekusi penalti.
Baca Juga: Ikatan Cinta 13 Juli 2021: Papa Surya Buktikan Mama Sarah Bukan Pembunuh Roy, Elsa Teror Sumarno
Pria berusia 23 tahun itu juga menyampaikan tentang perlakuan rasisme yang diterimanya.
"Apakah itu warna kulit saya, di mana saya dibesarkan atau bagaimana saya memutuskan untuk menghabiskan waktu saya di luar lapangan.
"Saya Marcus Rashford, 23 tahun, pria kulit hitam dari Withington dan Wythenshawe, Manchester Selatan. Jika saya tidak punya apa-apa lagi, saya punya itu," begitu pesannya.
Baca Juga: Surah Adh Dhuha Beserta Tulisan Arab dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
Akun Twitter resmi timnas Inggris menanggapi pesan dari Rashford.
"Tegakkan kepalamu, Marcus. Kami tahu kamu akan kembali lebih kuat dari ini. Terus menginspirasi. Terus membuat perbedaan. Kami sangat bangga padamu," begitu pernyataan dari akun Twitter resmi Timnas Inggris.
Rashford juga mengunggah salah satu pesan dari bocah berusia 9 tahun bernama Dexter Rosier.
"Saya harap anda tidak akan sedih terlalu lama karena Anda adalah orang yang baik," tulisnya.
Selain itu, Dexter berterima kasih kepada Rashford yang sudah menginspirasinya untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung.
Ia pun bangga, dan menjadikan Rashford sebagai pahlawannya.
Baca Juga: Tak Hanya pada Vicky Prasetyo, Ayu Aulia Beberkan Kekecewaan pada Kalina Ocktaranny
Perdana Menteri Boris Johnson dan Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengutuk tindakan rasisme yang diterima ketiga pemain Inggris tersebut.
Priti Patel meminta kepolisian Inggris untuk menangkap pelaku rasisme serta meminta pertanggungjawaban dari tindakan mereka.***