PR TASIKMALAYA - Pengamat sepak bola, Eko Maung berkomentar soal kepemimpinan Bobotoh Persib Bandung saat ini.
Menurut Eko Maung, saat ini Bobotoh Persib Bandung sedang mengalami krisis kepemimpinan.
"Jadi Bobotoh Persib tidak memiliki figur yang bisa dipercaya, yang bisa dianggap untuk menyampaikan aspirasi mereka," kata Eko Maung pada 11 Oktober 2021, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Instagram @ekomaung69.
Baca Juga: Bukan yang Pertama, Lesti Kejora Akui Jika Dirinya Pernah Alami Pingsan di Tengah Kehamilannya!
Eko Maung menyebut almarhum Ayi Beutik yang dulu bisa menyampaikan aspirasi Bobotoh Persib.
"Gesturnya diikuti, ucapan, pemikirannya, respek ya. Diberi atensi dan diikuti oleh semua kelompok Bobotoh," kata Eko Maung.
Menurutnya, jumlah kelompok Bobotoh Persib dari dulu hingga sekarang masih sama.
"Padahal kelompok Bobotoh, dulu dan sekarang sama," lanjut Eko Maung.
Sepeninggal Ayi Beutik, belum ada lagi sosok pemimpin yang bisa mengomandoi Bobotoh Persib yang besar dan fanatik.
"Karena sudah tidak ada lagi figur yang bisa dipercaya, akhirnya mereka jalan sendiri-sendiri," ujar Eko Maung.
Baca Juga: Diterpa Isu KDRT Usai Unggah Foto Wajah Lebam, Medina Zein Pamer Kemesraan dengan Suami
Eko Maung mengamati beberapa peristiwa pasca Persib ditahan imbang di empat pertandingan BRI Liga 1.
Salah satunya adalah saat penghadangan bus Persib saat pulang ke Bandung.
"Jadi nggak ada satu komando. Kayak waktu penghadangan bus. Lucunya yang marahinnya itu dimarahin sama temennya sendiri," ungkap Eko Maung.
Kemudian berlanjut dengan demo besar-besaran Bobotoh yang datang ke markas Persib Bandung.
"Bisa dilihat setelah itu ada demo. Ini tidak konsisten. Jelas ada krisis kepemimpinan," kata Eko Maung.
Baca Juga: Ramalan Shio Kuda, Kambing, dan Monyet, 13 Oktober 2021: Pentingkan Dirimu Sendiri
Kemudian Eko Maung mengomentari isi petisi yang diajukan sejumlah kelompok Bobotoh Persib kepada manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
"Itu sih menurut saya bukan petisi. Kok di petisi ada kesepakatan?" tutur Eko Maung heran.
Salah satu isi petisi itu adalah meminta manajemen untuk mengganti tagar 'Menang Bersama'.
Menurutnya, poin petisi untuk mengganti tagar sama sekali tidak prinsipil.
Lebih lanjut, ia menyebut Bobotoh Persib harus menunggu sekitar delapan jam agar PT PBB sudi menemui.
"Sungguh menyedihkan. Sayang sekali energi Bobotoh yang besar ini bahkan ada yang datang dari luar kota. Mereka sanggup menunggu berjam-jam tapi tanpa arah yang jelas," ujar Eko Maung
Baca Juga: Disebut Langgar ‘Pantangan’, Ayu Ting Ting akan Susah Dapat Jodoh usai Bercerai dengan Enji
Kemudian, Eko Maung mengomentari soal petisi yang harus ditanggapi dalam waktu dua hari.
"Terus ada pernyataan harus ditanggapi '2x24 jam'. Itu membuat Bobotoh disepelekan dan diremehkan," ungkap Eko Maung.
Menurutnya, petisi Bobotoh tersebut bisa sampai ke manajemen bila terukur.
"Ya kalau kita bikin tuntutan harus terukur juga. Tapi ada juga tuntutan yang bukan ranahnya Bobotoh," lanjut Eko Maung.
Eko Maung tidak menampik bahwa demo merupakan salah satu cara Bobotoh menyampaikan aspirasinya.
"Saya setuju, nggak larang-larang mau demo. Cuma perhatikan juga lagi pandemi," ujar Eko Maung.
Baca Juga: Anang Hermansyah Sangat Kehilangan Aurel yang Kini Sudah Menikah: Sialan ini Atta Halilintar
Kabarnya, para Bobotoh Persib ini ingin duduk bersama untuk masa depan tim yang lebih baik lagi.
"Terus mereka ceritanya mau ketemu para petinggi PT PBB, kenapa hari Minggu ketemunya? Kenapa nggak hari kerja aja?" tanya Eko Maung dengan heran.***