Erat Kaitannya dengan Pertempuran di Surabaya, Sejarah di Balik Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023

- 8 November 2023, 19:04 WIB
Ilustrasi kata kata bijak pahlawan dalam peringatan Hari Pahlawan Nasional yang diperingati tanggal 10 November.
Ilustrasi kata kata bijak pahlawan dalam peringatan Hari Pahlawan Nasional yang diperingati tanggal 10 November. /Kabar-Priangan.com/Dickytottijuniferdyaz/

PR TASIKMALAYA - Mengingat kembali salah satu peristiwa penting bagi bangsa Indonesia, sejarah di balik penetapan Hari Pahlawan 10 November dan berkaitan erat dengan pertempuran di Surabaya pada tahun 1945.

Peringatan Hari Pahlawan 10 November ini menjadi momen penting bansa Indonesia. Pasalnya, peringatan Hari Pahlawan berkaitan dengan peristiwa pertempuran di Surabaya pada tahun 1945 lalu.

Peristiwa pertempuran di Surabaya pada tahun 1994 ini menjadi momen yang penuh haru dan patut diingat oleh bangsa Indonesia. Pertempuran itu diawali dengan insiden perobekan Bendera Merah Putih Biru.

Perobekan Bendera Merah Putih Biru terjadi di atas Hotel Yamato pada 19 September 1945. Gencatan senjata pun diintruksikan Presiden Seokarno pada 29 Oktober 1945 dan pada 40 Oktober 1945, pertempuran kembali terjadi.

Pertempuran terjadi antara para pejuang Indonesia bersama rakyat di Surabaya untuk melawan para tentara Inggirs yang jumlahnya mencapai 15.000 pasukan. Insiden ini menewaskan sekitar 6000 rakyat Indonesia yang terjadi selama tiga minggu.

Baca Juga: Mau Instagram Kamu Menarik saat Hari Pahlawan? Yuk Pakai Twibbon Gratis Berikut

Sejarah Hari Pahlawan

Ilustrasi kumpulan kata-kata ucapan Hari Pahlawan tanggal 10 November.
Ilustrasi kumpulan kata-kata ucapan Hari Pahlawan tanggal 10 November.

Di balik penetapan Hari Pahlawan 10 November, banyak pejuang hingga rakyat Indonesia yang gugur. Meskipun sudah meredeka, kondisi dan situasi bangsa Indonesia masih jauh dari kata merdeka sepenuhnya.

Peringatan Hari Pahlawan 10 November ini menjadi momen dan peristiwa yang begitu berarti bagi merdekanya bangsa Indonesia. Setelah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pemerintah kemudian menerbitkan maklumat tentang bendera nasional Indonesia Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh Indonesia. Maklumat itu diterbitkan pada 1 September 1945.

Tentara Inggris kemudai mendara di Jakarta pada 25 September 1945 dan tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration).

Tujuan kedatangannya adalah melucuti dan memulangkan tentara Jepang dan mengembalikan Indonesia pada pemerintah Belanda sebagai negara jajahan. Namun, kehadiran sekutu membuat warga di Surabaya marah.

Belanda dianggap telah menghina dan melecehkan bendera Sang Saka Merah Putih. Tak terima dengan hal itu, protes pun dilakukan warga di depan Hotel Yamato dan meminta bendera Belanda diturunkan dan diganti dengan bendera Indonesia.

Baca Juga: Doa untuk Peringatan Hari Pahlawan 2023 yang Bisa Dibaca, Hafalkan Sekarang

Perundingan antara Indonesia dan Belanda pada 27 Oktober 1945 ternyata tak menemukan titik terang lantaran Ploegman mengangkat pistol hingga terjadi perkelahiran di ruangan tersebut dan Ploegman tewas dicekik oleh Sidik.

Hariyono dan Koesno Wibowo merupakan dua orang yang merobek bagian bendera yang berwarna biru hingga menyisakan warna merah dan putih yang menandakan bendera negara Indonesia.

Usai Indonesia dan Inggris menyepakati gencatan senjata, Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris tewas tertembak dan mobil yang ia tumpangi diledakan oleh milisi. Kepemimpinan Inggis pun setelah itu diganti oleh Mayor Jenderal Robert Mansergh.

Ia kemudian mengintruksikan semua pemimpin dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya. Tak sampai di situ, warga Indonesia juga diminta menyerahkan diri sambil mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum pada pukul 6.00 WIB pada 10 November 1945.

Melalui ultimatum tersebut, warga merasa marah hingga pecahlah pertempuran yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 yang berlangsung selama tiga minggu. Adapun tokoh yang menggerakan rakyat Surabaya ini adalah Sutomo, K.H. Hasyim Asyari, dan Wahab Hasbullah.

Demikian sejarah di balik peringatan Hari Pahlawan 10 November yang berkaitan erat dengan peristiwa pertempuran di Surabaya dan perobokan bendera Merah Putih Biru yang terpasang di Hotel Yamato.

Atas tragedi tersebut, Presiden Soekarno memutuskan juga menetapkan jika 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 tahun 1945 pada 16 Desember 1959. Hari Pahlawan merupakan hari nasional dan bukan hari libur.***

Editor: Thytha Surya Swastika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah