Memiliki Medan Ekstrem dan Kerap Telan Korban Tewas, Jalur Pendakian 'Punggung Naga' Ditutup

- 10 Agustus 2020, 13:34 WIB
DOKUMENTASI Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah Thoriq Riski Maulidan melewati punggungan Bukit Piramid Pegunungan Argopuro Kecamatan Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu 6 Juli 2019.*
DOKUMENTASI Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah Thoriq Riski Maulidan melewati punggungan Bukit Piramid Pegunungan Argopuro Kecamatan Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu 6 Juli 2019.* /ANTARA/Seno

PR TASIKMALAYA - Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat mengatakan bahwa Gunung Piramid atau biasa dijuluki dengan nama Punggung Naga, di Bondowoso, Jawa Timur memang terkenal karena berbahaya.

Gunung ini memiliki medan pendakian yang ekstrem sehingga hanya orang-orang yang mempunyai keahlian mendaki gunung tersebut.

Setelah sebelumnya gunung tersebut menelan korban jiwa, kini pelajar SMA Negeri 1 Bondowoso, Multazam alias Arik mengalami nasib yang sama di gunung tersebut.

Baca Juga: Pengunjuk Rasa di Beirut Rusuh, Dua Menteri Lebanon Pilih Mundur

Ia jatuh dari bukit Piramid hingga akhirnya harus meregang nyawa.

Irwan pun akhirnya memutuskan untuk berkoordinasi dengan Perhutani untuk menutup jalur pendakian tersebut.

“Dan sebetulnya sudah diportal ya. Sudah ditutup, tapi masih banyak orang yang datang kesana (Gunung Piramid-Red),” kata Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat, Senin 10 Agustus 2020.

Perihal rencana Gunung Oiramid ayang akan dijadikan tempoat wisata, Irwamn pun angkat bicara.

Baca Juga: Viral Video Balita Pegang Botol Miras dan Berjoget, Warganet Heboh hingga Minta KPAI Bertindak

“Lahannya sangat ekstrim, ini butuh keahlian khusus. Sehingga kalau memang mau dibuka sebagai lahan wisata. Kita akan menyiapkan pemandu wisatanya. Supaya bagi pendaki betul-betul aman,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Pariwisata Diaparpora Aris S Raharjo menjelaskan, Gunung Piramid nantinya akan diproyeksikan wisata minat khusus.

Tapi berbagai sektor seperti keamanan dan keselamatan serta layak tidaknya menjadi destinasi wisata, masih perlu dilakukan kajian.

Area itu memang area Perhutani. Destinasi wisata area Perhutani yang dikelola destinasi wisata basisnya adalah perjanjian kerja sama antara Perhutani, Pemkab dan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan)," jelasnya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs RRI.

Baca Juga: Para Peneliti Uji Coba 14 Jenis Masker, Mana yang Lebih Efektif Cegah Virus Corona?

Gunung Piramid sendiri hingga kini masih belum ditetapkan sebagai destinasi wisata untuk dikelola Pemkab dan Perhutani, meski ada peluang ke arah tersebut.

Untuk menghindari jatuhnya korban lagi, maka jalur pendakian akan ditutup untuk dilakukan pengkajian ulang secara komprehensif antar kedua belah pihak.

"Jadi sama prosesnya seperti Kawah Ijen, Kawah Wurung, Solor, Tancak Kembar, Megasari. Jadi sebelum dibuka, ada kajiannya juga," ujarnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x