PR TASIKMALAYA - Kini stunting menjadi perhatian pemerintah.
Diketahui stunting merupakan kondisi anak yang gagal tumbuh secara normal diakibatkan karena gizi kronis.
Kondisi stunting biasanya dialami oleh bayi di bawah usia lima tahun.
Hasto Wardoyo selaku Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berbincang terkait stunting di 'PRMN Klarifikasi'.
Baca Juga: Tes Fokus: Dapatkah Anda Menemukan 5 Peralatan Teh yang Tersembunyi dalam 1 Menit?
"Kontribusi dari kawin muda (terhadap kemungkinan stunting) karena mereka sebetulnya masih tumbuh," tuturnya.
"Kemudian harus menumbuhkan orang lain," sambungnya.
Hal tersebut terjadi biasanya ketika masih umur belasan tahun.
Masa pertumbuhan pada remaja dengan usia tersebut masih berlangsung.
Baca Juga: Link: Eat Love Kill Episode 13: Tautan Nonton, Jam Tayang, Sinopsis Lee Jin Geun Tewas?
"Tulangnya masih tambah panjang, tambah padat," kata Hasto.
"Tetapi terpaksa kalsiumnya harus diambil sama bayinya," sambungnya.
Dampaknya, remaja yang hamil pada usia muda pertumbuhannya juga terhambat.
"Itulah yang menjadi tidak optimal," ujar Hasto.
"Sementara stunting kan pertumbuhan yang tidak optimal, yang kemudian dilihat dengan panjang badan dan kemampuan intelektualnya," sambungnya.
Fakta lain membuktikan sekitar 36 persen remaja di Indonesia anemia.
"Banyak juga remaja putri tuh yang gizi seimbangnya kurang, kadang-kadang ada juga yang sengaja takut gemuk," tuturnya.
"Akhirnya gizi seimbangnya kurang," sambungnya.
Hal itu membuat hamilnya stunting dan beresiko terjadinya kematian kepada ibu dan bayi.***