BRIN ungkap gempa Banten magnitudo 6,6 terus terjadi susulan./ ANTARA
PR TASIKMALAYA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap gempa Banten magnitudo 6,6 terus terjadi susulan.
BRIN mengungkap gempa Banten magnitudo 6,6 terus terjadi susulan, hingga kondisi setimbang tercapai kembali.
Banten diguncang gempa magnitudo 6,6 di 53 kilometer barat daya wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang pada 14 Januari 2022.
Kejadian gempa Banten magnitudo 6,6 terus terjadi susulan hingga kondisi setimbang tercapai kembali, disampaikan oleh peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi BRIN, Eko Yulianto.
"Pasti energi yang dilepaskan kerak bumi yang patah, akan semakin berkurang secara perlahan-lahan, hingga kondisi setimbang tercapai kembali," ucap Eko Yulianto pada Rabu, 19 Januari 2022 seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.
Peneliti Pusat Riset Geoteknologi BRIN Eko Yulianto mengungkapkan, gempa Banten magnitudo 6,6 akan terus terjadi susulan setiap harinya.
"Gempa-gempa magnitudo dua hingga tiga, hampir setiap hari terjadi," ujar peneliti Pusat Riset Geoteknologi BRIN, Eko Yulianto.
Menurut peneliti Pusat Riset Geoteknologi BRIN Eko Yulianto, gempa Banten magnitudo 6,6 terus terjadi susulan dengan pusatnya yang berpindah-pindah.
"Hanya lokasi pusat gempa, berpindah-pindah secara acak," lanjut Eko Yulianto.
Pihaknya tidak dapat mengetahui dengan pasti, kapan gempa susulan tersebut akan berakhir.
Baca Juga: Leicester City vs Tottenham di Liga Inggris: Prakiraan Formasi, Susunan Pemain dan Link streaming
Namun, proses pelepasan energi pada gempa susulan, biasanya berlangsung pada beberapa pekan.
Jalur subduksi selatan Jawa atau Megathrust Sunda aktif, sehingga secara periodik dapat menimbulkan gempa dengan skala berbeda.
Semakin besar skala gempa, maka akan lama pula periode waktu perulangannya.
Baca Juga: Denny Darko Tanggapi Hukuman Mati yang Diberikan kepada Predator Seks Herry Wirawan: Saya Pikir...
Namun, banyaknya gempa susulan juga tak berarti akan mengarah kepada skala yang lebih besar.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono.
Gempa susulan biasanya kekuatan atau skala yang dimiliki lebih kecil, dibandingkan gempa utama.
Selain itu, semakin lama gempa susulan juga akan semakin mengecil skalanya, hingga jarang terjadi.***