Luhut Binsar Pandjaitan Diduga Terlibat Bisnis PCR selama Covid-19, Ini Tanggapan Juru Bicara Luhut

- 2 November 2021, 20:43 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan diisukan terlibat dalam bisnis PCR dalam penanganan Covid-19, juru bicara Luhut pun memberi tanggapan.
Luhut Binsar Pandjaitan diisukan terlibat dalam bisnis PCR dalam penanganan Covid-19, juru bicara Luhut pun memberi tanggapan. /Tangkapan layar Youtube/Sekretariat Presiden

PR TASIKMALAYA – Luhut Binsar Pandjaitan diisukan terlibat dalam bisnis PCR dalam penanganan Covid-19.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman ANTARA, Jodi Mahardi selaku Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan tidak memiliki motif berbisnis dalam sejumlah proyek yang sedang berlangsung selama penanganan Covid-19 seperti rumor yang beredar.

Luhut diduga terlibat dalam bisnis tes Polymerase Chain Reaction (PCR) lantaran dua perusahaan yakni PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi menanamkan saham pada Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), lab yang didirikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan pada tahun 2020 lalu.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Barcelona Tunjuk Luhut Jadi Pengganti Ronald Koeman?

“Tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi PT Toba Sejahtra di Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar test PCR bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau untuk masyarakat,” tutur Jodi Mahardi.

Jodi Mahardi memberikan penjelasan bahwa PT Toba Bumi Energi merupakan anak perusahaan PT Toba Bara Sejahtera. Namun, saham yang dimiliki oleh Luhut dalam PT Toba Bara Sejahtra sangat kecil dengan persentase di bawah 10 persen.

Menurutnya, Luhut tidak memiliki kuasa untuk berkomentar terkait rumor yang sedang beredar mengenai PT Toba Bumi Energi.

Baca Juga: Menteri Luhut Binsar Panjaitan Ungkap Alasan Tes PCR Wajib untuk Seluruh Transportasi Umum

Awal mula berdirinya GSI yaitu ketika Luhut diajak oleh teman-teman dari 9 grup atau yayasan. Salah satunya yaitu Yayasan Indika, Adora, Northstar yang berinisiatif membantu menyediakan tes Covid-19 dengan kapasitas besar.

Yayasan Indika dan Adora merupakan pemegang saham mayoritas di GSI. Sesuai dengan namanya, GSI atau Genomik Solidaritas Indonesia memiliki tujuan untuk aksi kewirausahaan sosial sehingga GSI tidak dibentuk untuk mencari keuntungan.

Hal tersebut didukung juga karena para pemegang saham merupakan kelompok bisnis yang telah mapan dan bergerak di sektor energi yang telah berkembang dengan baik.

Baca Juga: Dipimpin Menteri Luhut Binsar Panjaitan, Berikut Tugas Komite Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung

“Saya melihat keuntungan yang mereka dapatkan banyak digunakan kembali untuk memberikan test swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu serta petugas kesehatan di garda terdepan. Sudah hampir 60 ribu tes yang telah dilakukan untuk kepentingan tersebut termasuk di Wisma Atlet,” ujar Jodi Mahardi.

Purnawirawan TNI itu juga dikabrkan memiliki tujuan dalam membantu penanganan pandemi di awal dengan memberikan donasi berupa alat-alat tes PCR dan reagen yang diberikan kepada fakultas kedokteran di beberapa kampus di Indonesia.

Luhut juga disebut ikut membantu Nusantics, salah satu startup di bidang bioscience, dalam membuat reagen PCR buatan anak bangsa yang diproduksi oleh Biofarma.

Satu hal yang harus dipahami bahwa Indonesia selalu belajar dari negara lain yang sedang mengalami lonjakan kasus yang signifikan dengan melakukan 3M dan 3T (Testing, Tracking, dan Treatment). Terlebih lagi tingkat vaksinasi dosis dua di Indonesia baru mencapai 35 persen.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x