PR TASIKMALAYA - Kepala Ilmuwan World Health Organization (WHO) Soumya Swaminathan mengingatkan supaya tidak mencampur dan mencocokan vaksin Covid-19 dari produsen berbeda.
Pesan WHO tersebut lantaran, mencampuradukkan vaksin Covid-19 dari produsen berbeda menunjukkan kecenderungan yang bahaya.
Peringatan WHO untuk tidak mencampur vaksin Covid-19 dari produsen berbeda, termasuk untuk booster ini.
Muncul usai Thailand mengumumkan akan mengizinkan pasien Covid-19 untuk mendapatkan vaksin yang berbeda.
Suntikan pertama vaksin Astrazeneca dan suntikan kedua menggunakan Sinovac.
“Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan memperingatkan agar orang tidak mencampur dan mencocokan vaksin Covid-19 dari produsen berbeda,” tutur Soumya Swaminathan dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Instagram @pikiranrakyat yang diunggah pada Selasa, 13 Juli 2021.
Baca Juga: Ridwan Kamil Gandeng 10 Perusahaan Farmasi, Suplai Kebutuhan Obat Pasien Covid-19 yang Isoman
“Mencampuradukkan dosis vaksin sebagai trend berbahaya karena sedikit data dampak kesehatannya,” kata dia.
View this post on Instagram
Baca Juga: Pernah Ajak Amanda Manopo ke Pasar, Billy Syahputra Heran Lihat Penonton YouTubenya: Tembus 5 Juta
Sementara itu sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berencana akan memberikan vaksinasi booster atau vaksinasi tahap ke-3 bagi para tenaga kesehatan.
Pemberian vaksin booster untuk tenaga kesehatan ini karena kelompok tenaga kesehatan memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19.
Meskipun sebelumnya kelompok tenaga kesehatan ini sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 sebanyak 2 kali.
Baca Juga: Virgin Galactic Milik Richard Branson Buka Penerbangan Gratis Bagi Dua Orang Beruntung
Namun, fakta di lapangan masih banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 usai divaksin Covid-19 tahap 2.
Oleh karena itu, tenaga kesehatan akan mendapatkan vaksin booster sebagai penguat.
Rencananya, kata Budi Gunadi Sadikin, vaksin booster untuk tenaga kesehatan akan menggunakan vaksin Moderna asal Amerika Serikat.
Penggunaan vaksin Moderna asal Amerika Serikat ini lantaran efikasi lebih tinggi dibandingkan vaksin sebelumnya.
“Vaksinasi booster atau vaksinasi tahap ke-3 untuk tenaga kesehatan itu rencananya akan dilakukan sesegera mungkin,” tutur dia dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
“Dilakukan sesegera mungkin setelah diskusi dengan asosiasi dokter, perawat, dan bidan untuk melakukan vaksinasi ketiga dengan Modern,” pungkasnya. ***