Network
PR TASIKMALAYA – Politisi Ferdinand Hutahaean mengomentari kinerja Anies Baswedan dalam penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.
Komentar yang dikeluarkan oleh Ferdinand Hutahaean kepada Anies Baswedan bukan tanpa alasan.
Pasalnya, menurut Ferdinand Hutahaean kinerja Anies Baswedan dalam penanganan Covid-19 di DKI Jakarta bisa dibilang nihil.
Baca Juga: Kena Nyinyir Netizen Soal Prestasi, Rizky Billar Beri Jawaban Menohok
Bahkan dengan sedikit sindiran, politisi Demokrat mengungkapkan bahwa Anies Baswedan hanya seperti juru bicara (Jubir) untuk DKI Jakarta.
Ferdinand Hutahaean mengungkapkan hal tersebut karena Anies Baswedan dinilai tidak melakukan penanganan Covid-19 di DKI Jakarta dengan cepat.
Justru hanya sekedar membagikan informasi keadaan di DKI Jakarta yang semakin hari semakin buruk.
Baca Juga: Sedih Saat Sang Anak Bertanya Sosok yang Menggendongnya Saat Bayi, W: Itu Rezky Aditya
Komentar ini disampaikan oleh Ferdinand Hutahaean dalam cuitan akun Twitter @FerdinandHaean3 pada, 4 Juli 2021.
“Setelah foto-foto makam dan bukan menyiapkan fasilitas kesehatan RS darurat secara cepat, dia pun kemudian curhat dengan kapasitas sekelas jubir bagi DKI Jakarta, bukan sebagai pemimpin,” tulis Ferdinand Hutahaean seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya dari cuitan akun Twitter @FerdinandHaean3.
Selanjutnya, politisi Sumatera Utara itu mengatakan bahwa Anies Baswedan hanya terlihat seperti Gubernur saat dalam foto.
Baca Juga: Polemik dengan Rezky Aditya Memanas, W Ungkap Kapan Dirinya Muncul ke Hadapan Publik
Namun perihal memberikan solusi dalam penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, seperti halnya jubir yang hanya menyampaikan informasi tanpa solusi.
“Soal foto dia sebagai Gubernur, soal solusi masalah dia Cuma berperan jubir,” ungkap Ferdinand Hutahaean.
Seperti diketahui bahwa DKI Jakarta sedang mengalami lonjakan positif Covid-19 yang sangat tinggi.
Baca Juga: Cerita Teuku Wisnu Dijauhi Jamaah Saat Salat hingga Shireen Sungkar Menangis ke Allah Takut Covid-19
Bahkan beberapa rumah sakit di DKI Jakarta kewalahan menampung pasien Covid-19 yang membludak.
Fenomena lonjakan positif Covid-19 memang bukan hanya di DKI saja, sehingga pemerintah pun menjalankan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk Jawa dan Bali.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi lonjakan positif covid-19 di Indonesia.***
