“Tak sedikit yang menilai rencana strategis itu sebagai “ambisius” dan “tidak peka terhadap krisis yang tengah kita alami,” ujar Fadli Zon.
“Saya melihat, sumber kesalahpahaman itu ada tiga. Pertama, orang hanya melihat total besaran anggarannya, yang mencapai Rp1.760 triliun, tapi tidak memperhatikan skemanya,” tutur Fadli Zon menjelaskan.
Fadli Zon juga ‘menyentil’ sebagian kalangan bahwa proyek Alpahankam itu untuk jangka waktu seperempat abad ke depan.
“Kedua, orang melupakan jika ini adalah proyek strategis untuk jangka waktu dua puluh lima tahun. Dan ketiga, orang juga lupa, semua itu barulah draft rencana Pemerintah,” ujar Fadli Zon.
“Di luar tiga hal tadi, banyak orang juga lupa, jika saat ini kita berada di tahap akhir program Kekuatan Pokok Minimum, atau MEF (Minimum Essential Force), yang telah dimulai sejak 2009 silam,” ucap Fadli Zon menyambung.
Secara kronologis, Fadli Zon menjelaskan sedikit tentang kilas balik program MEF.
“MEF adalah program yang dirancang untuk memodernisasi kekuatan pertahanan kita. MEF dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu Tahap I (2009-2014), Tahap II (2014-2019), dan Tahap III (2019-2024),” kata Fadli Zon.