PDIP dan PSI Disebut Akan Kuasai DKI Jakarta, JRC Sebut Dipengaruhi Oleh Sikap Kritis DPRD

- 17 April 2021, 08:56 WIB
Hasil survei Jakarta Research Center (JRC) terkait elektabilitas partai politik.
Hasil survei Jakarta Research Center (JRC) terkait elektabilitas partai politik. /ANTARA/HO-Jakarta Research Center

Baca Juga: Ikatan Cinta Hari Ini Sabtu, 17 April 2021: Riki Menjebak dan Membongkar Kebohongan Elsa, Andin Positif Hamil

Hal serupa juga terjadi kepada partai Gerindra dimana dari hasil Pileg 2019 mencapai 15,8 persen menjadi 5,6 persen.

Untuk Partai Demokrat mengalami kenaikan suara dimana dari yang sebelumnya 5,2 persen menjadi 7,1 persen suara.

Alfian menyebutkan PDIP mengalami stagnasi meskipun partai besutan dari Megawati Soekarnoputri itu unggul.

Baca Juga: Ikatan Cinta 17 April 2021: Mama Rosa Masuk Rumah Sakit, hingga Andin Ingin Pisah dari Al Gegara Makam Roy

Sementar untuk PSI mampu meraih elektabilitas yang meningkat sebanyak dua kali lipat dari perolehan Pemilu 2019

"Jika terus meningkat, PSI bisa menyalip dan menjadi parpol terbesar di DKI Jakarta," ujar Alfian.

Kenaikan elektabilitas PSI di DKI Jakarta dipengaruhi oleh sikap kritis dari wakil rakyat PSI di DPRD DKI Jakarta seperti membahas iso banjir, rumah dengan DP 0 persen serta transparansi anggaran.

Baca Juga: Disebut Tidak Paham Pancasila, Haris Pratama Sarankan Nadiem Makarim Mundur dari Mendikbud

Sementara itu dua partai pengusung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yaitu PKS dan Gerindra justru rontok.

"Kinerja Anies yang tidak menunjukkan prestasi signifikan turut memberi disinsentif bagi parpol-parpol pengusung-nya," ujar Alfian menjelaskan.

Beberapa partai politik lain yang mengalami penurunan adalah NasDem, PKB, PAN dan PPP.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah