Singgung Impor Gabah dan Mas ‘B’, Hendri Satrio: Bu Susi Pudjiastuti yang Tokoh Bangsa, Masih Pakai Kode-kode

- 21 Maret 2021, 16:48 WIB
Hendri Satrio membalas cuitan Susi Pudjiastuti yang membahas soal impor gabah petani dan menyebut 'Mas B'.*
Hendri Satrio membalas cuitan Susi Pudjiastuti yang membahas soal impor gabah petani dan menyebut 'Mas B'.* /Instagram.com/@susipudjiastuti115

PR TASIKMALAYA – Pengamat politik Hendri Satrio mengomentari balasan komentar Susi Pudjiastuti seputar impor gabah di media sosial pribadinya Twitter @satriohendri.

Susi Pudjiastuti meninggalkan komentar terkait dengan pembelian gabah, yang mana sang mantan Menteri KKP itu mengimbau agar membeli gabah petani lokal dibandingkan membeli dari impor.

Menariknya, Susi Pudjiastuti menyentil nama dengan inisial ‘B’, sehingga Hendri Satrio menilai, Susi Pudjiastuti masih suka kode-kode, meski kelasnya sudah guru bangsa.

Baca Juga: Ucap Selamat atas Lahirnya Partai Baru di Deli Serdang, Andi Arief: Saya Dengar Partai Gagal Kudeta 

“Mas Hensat, colek mas ‘B’ dong, untuk beli gabah petani jangan impor. Pak Buwas sudah dibantu Mas B tidak impor dan mau nanti petani, pasti petani kita makmur. Ayo dong!,” imbau Susi Pudjiastuti seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @susipudjiastuti pada Minggu, 21 Maret 2021.

Mendapati komentar Susi Pudjiastuti tersebut, Hendri Satrio memberikan komentarnya.

“Aih Bu @susipudjiastuti yang tokoh bangsa saja masih pakai kode-kode nyebut Pak B, apalagi saya,” jawab Hendri Satrio.

Baca Juga: Andi Arief Beri Sindiran Menohok: Selamat Atas Lahirnya Partai Gagal Kudeta

Cuitan Hendri Satrio.*
Cuitan Hendri Satrio.* Twitter.com/@susipudjiastuti

Sebelumnya, Robert J Kardinal selaku Anggota DPR Fraksi Golkar meyakini bahwa langkah pemerintah untuk impor beras, merupakan langkah tepat.

Baca Juga: Preview Pertandingan Derby London Antara West Ham United vs Arsenal

Pasalnya, menurut Robert J Kardinal impor beras dilakukan mengingat stok beras Bulog yang saat ini telah menipis.

“Sekarang itu, stok Bulok makin tipis. Stoknya saja tinggal 800 ribu ton. Itu pun ditopang oleh beras impor tahun 2018,” jelas Robert J Kardinal seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA pada Minggu, 21 maret 2021.

Bahkan berdasarkan keterangan yang diberikan Robert J Kardinal, banyak gudang BUMN pangan yang justru disewakan.

Baca Juga: PDIP Realisasikan Politik Hijau dengan Tanam Pohon, Jimly Asshiddiqie Beri Ucapan Selamat: Sudah Semestinya

“Bulog katanya mau tingkatkan serapan gabahnya, lah ini Januari-Maret 2021 saja serapannya Cuma 70.940 ton. Ini dua bulan bekerja, masa serapannya Cuma 70 ribuan ton,” tuturnya.

Robert J Kardinal bahkan meragukan, jika Bulog dapat meningkatkan serapannya hingga April untuk memenuhi beras cadangan pemerintah, seperti yang telah diatur Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 mengatur terkait Pangan, yang mana Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maksimal dua juta ton.

Baca Juga: Sebut Pengusaha Istana Sponsori Kaesang Pangarep untuk Beli Saham, Rocky Gerung: Dua Dinasti yang Dikawinkan

Robert J Kardinal menegaskan, impor beras tidak akan dilakukan pemerintah jika gudang Bulog terpenuhi dengan beras petani.

Adapun terkait berita yang beredar, yang mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan impor satu juta ton beras, menurut Robert J Kardinal itu akan dilakukan bertahap tidak sekaligus.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Twitter @susipudjiastuti ANTARA Twitter @satriohendri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x