Tanggapi Pernyataan JK Soal Buzzer, Ferdinand Hutahean: Sumber Kekacauan Adalah Politik Identitas

- 26 Februari 2021, 17:46 WIB
Ferdinand Hutahean menyebut sumber kekacauan negri ini adalah Politik Identitas dan Intoleransi, saat ia tanggapi pernyataan JK.*
Ferdinand Hutahean menyebut sumber kekacauan negri ini adalah Politik Identitas dan Intoleransi, saat ia tanggapi pernyataan JK.* //Dok. Instagram/@ferdinand_hutahaean dan @jusufkalla

PR TASIKMALAYA - Ferdinand Hutahaean menanggapi soal pernyataan Mantan Presiden Jusuf Kalla atau JK yang sebut buzzer merupakan sumber kekacauan. 

Tanggapi hal itu, Ferdinand Hutahaean sebut yang menjadi sumber kekacauan adalah Politik Identitas dan Intoleransi.

Tanggapan Ferdinand Hutahean terhadap JK soal kekacauan itu disampaikan melalui akun Twitternya @FerdinandHaean3 pada Jumat, 26 Februari 2021.

Baca Juga: Menang Pilkada 2020, Hari Ini Menantu Presiden Jokowi Bobby Nasution Resmi Dilantik Jadi Wali Kota Medan

"Bagi saya, sumber kekacauan di negeri ini adalah politik Identitas, intoleransi dan Kelompok-kelompok radikal," tuturnya.

Dirinya juga menyentil JK yang mengundang kelompok Taliban ke negri ini.

"Tapi bapak justru undang Taliban yang kategori terorist ke negeri ini," tuturnya.

Menurut Ferdinand Hutahaean, justru dalam politik adu argumen dan saling bantah merupakan hal yang biasa.

Baca Juga: Sebut Nama SBY, AHY dan JK Berebut Viral, Teddy Gusnaidi: Apakah Halusinasi Saya Saja?

"Adu argumen, saling bantah, narasi upgrade dan downgrade posisi itu biasa dalam politik," tegasnya.

Dalam unggahan sebelumnya, Ferdinand Hutahaean juga menyampaikan kritiknya terhadap labelisasi buzzer.

"Soal kemunafikan kita memang Top 1," tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitternya @FerdinandHaean3.

Dirinya juga menyampaikan contoh kader partai yang membela mati-matian ketumnya namun tidak mau disebut buzzer.

Baca Juga: Hikmahanto Juwana Sebut Jusuf Kalla dan Hassan Wirajuda Bisa Lakukan Diplomasi Guna Redakan Situasi di Myanmar

"Kader partai menyebar info soal ketumnya dan membela ketumnya mati-matiaan tak mau disebut buzzer,"pungkasnya.

Menurutnya ada juga orang yang mati-matian membela Gubernurnya namun tidak rela disebut buzzer.

"Orang membela Gubernurnya mati-matian dan menyebar info tentang Gubernurnya, tak rela disebut buzzer," tuturnya.

Namun ketika ada yang membela Presiden, justru orang-orang banyak yang langsung menyebutnya buzzer.

Baca Juga: Teddy Gusnaidi Sentil Waketum MUI Soal Kerumunan Jokowi di NTT: Terus Terang Saya Sudah Mengharamkan Fatwa MUI

"Ada yang bela Presiden, mereka langsung tuduh buzzer. Otak miring," pungkasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x