BMKG Masih Temukan Titik Panas di Kalteng Meski Indonesia Masuki Musim Penghujan

13 Oktober 2020, 07:14 WIB
Titik panas di Kalteng masih ditemukan oleh BMKG. //BMKG/

PR TASIKMALAYA – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sering terjadi di daerah Sumatera dan Kalimantan.

Karhutla ini biasanya muncul pada saat musim kemarau, di mana ditemukannya banyak hotspot panas.

Adanya pembukaan lahan pada musim kemarau dapat menjadi penyebab karhutla di area titik panas dan menyebar ke lahan lainnya.

Baca Juga: Hindari 5 Hal Ini Agar Warna Rambut Tidak Cepat Pudar

Namun pada musim penghujan, titik panas ini biasanya mengalami penurunan.

Memasuki musim penghujan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya, masih menemukan ratusan titik panas di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah.

Namun, hingga tanggal 11 Oktober 2020, jumlah titik panas menurun dibandingkan tanggal 7 Oktober 2020, seperti di derah Kotawaringin.

“Pantauan ini dari Satelit Terra Aqua dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi,” ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Tjilik Riwut, Palangkaraya, Anton Budiyono pada Senin, 12 Oktober 2020.

Baca Juga: Penemu Teori Lelang Format Baru Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2020

Ia juga menjelaskan bahwa pada tanggal 7 Oktober 2020, jumlah terpantau di Kalteng sebanyak 241 dengan titik terbanyak di Kabupaten Seruyan dengan 107 hotspot.

Selanjutnya, mengalami penurunan empat hari kemudian tepatnya di pukul 16.00 WIB menjadi 79 titik panas dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Kapuas sekitar 37 hotspot.

“Untuk Kalimantan Tengah pada umumnya saat ini memasuki transisi, perubahan dari musim kemarau ke penghujan. Jika ditanya kenapa musim kemarau tahun ini lebih basah karena kita ada yang namanya fenomena La Nina,” kata Anton.

Ia menjelaskan, fenomena La Nina merupakan perubahan suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik yang mengakibatkan Indonesia mengalami penambahan curah hujan.

Baca Juga: Penemu Teori Lelang Format Baru Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2020

Sementara itu, pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kota Palangka Raya yang tergabung di dalam Satgas Karhutla Kalimantan Tengah terus berkoordinasi dengan pihak BMKG dalam hal pemantauan sejumlah titik panas mengarah pada karhutla dalam upaya pencegahan, meskipun ini masa peralihan menuju musim hujan.

Sejauh ini, Kepala BPBD Palangka Raya Emi Abriyani, mengakui bahwa bedasarkan hasil pengecekan pihaknya, apabila terdapat hotspot, satgas selalu melakukan penelusuran langsung dan tidak ditemukan karhutla.

“Memang kita melakukan pemantauan saat ini menggunakan Satelit Aqua Terra. Kita juga kerjasama dengan pihak aparat dan kecamatan untuk memantau keadaan lahan di kelurahan masing-masing,” ungkap Emi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 13 Oktober 2020: Pagi Hari akan Cerah Berawan

“Jadi, kita tetap memberikan imbauan kepada masyarakat untuk waspada agar pada saat membuka lahan diperhatikan per spot saja. Ini mumpung ada hujannya ada kemaraunya juga, jadi membuka lahan silahkan saja,” lanjutnya.

Emi menambahkan, jika partisipasi masyarakat sangat penting dan memiliki peran yang besar dalam melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan karhutla.

Melalui upaya tersebut, diharapkan karhutla pada musim kemarau tahun 2020 ini dapat dikendalikan dengan baik.

Sehingga bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat bisa dicegah.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler