Hoaks Atau Fakta: Benarkah Perusahaan Pertamina Alami Kerugian Rp 11 Triliun Gara-gara HTI?

4 September 2020, 13:02 WIB
Ilustrasi perekonomian di Pertamina. /Pertamina

PR TASIKMALAYA - Kabar beredar soal kerugian yang dialami oleh perusahaan minyak Indonesia, Pertamina.

Kerugian Pertamina hingga kini masih jadi perbincangan hingga menyebut-nyebut nama Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Utama alias Ahok.

Baru-baru ini beredar kabar bahwa Pertamina merugi sebesar Rp 11 Triliun disebabkan karena Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Baca Juga: Certakan Kisahnya Usai Kabur dari Korea Utara, Makan Serangga hingga Terbiasa Lihat Mayat di Jalanan

Hal itu tersebar dalam akun Facebook Rusy Effendi dengan sebuah gambar bertuliskan "gara2 hti pertamina rugi 11T".

Namun berdasarkan penelusuran dari @Turnbackhoax di Instagram, Pertamina mengalami kerugian karena pendapatan usaha berkurang dari USD25,55 miliar menjadi USD20,48 miliar.

Hal tersebut disebabkan penjualan minyak dalam negeri seperti minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produksi minyak tercatat turun 20,91 persen menjadi USD16.56 miliar.

Baca Juga: Ucapannya Dinilai Membuat Kegaduhan, Puan Maharani Akan Dilaporkan ke Polisi oleh Warga Minang

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usaman menjelaskan sepanjang paruh pertama tahun ini, pertamina menghadapi tiga tantangan utama.

Pertama yaitu, penurunan konsumsi BBM dalam negeri, adanya penurunan harga minyak mentah dunia, serta pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada rupiah sehingga terjadinya selisih kurs yang cukup signifikan.

Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jumlah konsumsi BBM di beberapa kota di Indonesia menurun hingga 50-60 persen.

Baca Juga: Ungkap Hal yang Paling Diprioritaskan Pemerintah Indonesia, Erick Thohir: Bukan Ekonomi

Hal ini berdampak pada penurunan permintaan pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117.000 kilo liter (KL per hari atau turun 13 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang tercatat 135.000 KL per hari.

Kemudian melemahnya harga minyak mentah dunia Dated Brent yang menjadi acuan harga minyak perseroan pada 2020 sempat berada di posisi terendah hingga US$19 per barel, turun signifikan dibandingkan awal tahun yang masih di posisi sekitar US$64 per barel.

Jadi kabar terkait Pertamina yang mengalami kerugian akibat HTI itu adalah kabar bohong atau hoaks.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Instagram @bpptkg

Tags

Terkini

Terpopuler