Hasil Survei Elektabilitas Partai Politik: PDIP dan Gerindra Bersaing Ketat

27 September 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi elektabilitas partai untuk Pemilu 2024. /Pexels/Element5 Digital

PR TASIKMALAYA - Menurut survei terbaru dari New Indonesia Research & Consulting, elektabilitas Gerindra terus mendekati PDI Perjuangan (PDIP), mengingat persaingan yang semakin ketat antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam pertarungan capres.

Hasil survei menempatkan PDIP di urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 17,8 persen, sedangkan Gerindra mendekati dengan 17,4 persen. 

Sementara itu, partai-partai yang mendukung Anies Baswedan dalam Koalisi Perubahan, seperti PKB (7,0 persen), PKS (4,4 persen), dan NasDem (2,7 persen), masih berada di posisi lain.

Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting, Andreas Nuryono, menyatakan bahwa persaingan antara PDIP dan Gerindra semakin ketat, dengan Gerindra terus mendapatkan keuntungan dari popularitas Prabowo yang tinggi.

Baca Juga: Alasan Yuji Itadori Jadi Kandidat Kuat Kalahkan Ryomen Sukuna di Jujutsu Kaisen untuk Balas Kematian Gojo

Ketika elektabilitas Ganjar mulai pulih setelah penurunan akibat Piala Dunia U20, hal tersebut masih belum cukup kuat untuk menggeser PDIP dari posisi tertinggi yang dicapainya pada Maret 2023, yakni 19,1 persen.

Saat ini, Prabowo masih menjadi favorit dalam bursa capres, dan Gerindra berharap dapat menjadi partai yang paling difavoritkan. Dengan berlanjutnya tren ini, Gerindra bahkan memiliki potensi untuk melampaui PDIP dan memenangkan Pemilu 2024, meski pun PDIP memiliki tekad untuk meraih kemenangan tiga kali berturut-turut.

Namun, dalam waktu kurang dari satu bulan menuju pendaftaran pasangan capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo dan Ganjar masih harus memutuskan cawapres yang akan mendampingi mereka.

Baca Juga: Tata Cara dan Persyaratan Daftar Bansos PKH Terbaru Secara Online di Aplikasi

Spekulasi juga muncul tentang kemungkinan mereka bergabung dalam satu koalisi besar.

"Berlarut-larutnya pembahasan nama cawapres melahirkan spekulasi bahwa PDIP dan Gerindra kemungkinan berkoalisi, memasangkan Prabowo dan Ganjar." kata Andreas Nuryono seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Jika koalisi besar ini terwujud, banyak partai akan bergabung, menciptakan koalisi yang sangat besar. Selain PDIP dan Gerindra, koalisi ini juga mencakup Golkar (8,4 persen), Demokrat (6,7 persen), PSI (6,0 persen), PAN (2,4 persen), dan PPP (2,2 persen), di antara lain.

Sementara itu, partai-partai seperti Perindo (1,6 persen), Gelora (1,3 persen), PBB (0,7 persen), Hanura (0,4 persen), dan Garuda (0,0 persen) juga ikut dalam koalisi. Sedangkan PKN (0,0 persen) dan Partai Buruh (0,0 persen) belum menyatakan dukungan mereka.

Baca Juga: Tayang Hari Ini! Link Nonton The Worst of Evil Episode 1-3 Lengkap dengan Jam Tayang dari Drama Aksi Kriminal

Di sisi Koalisi Perubahan, yang terdiri dari PKB, PKS, dan NasDem, mereka mendapatkan tambahan anggota baru yaitu Partai Ummat (0,4 persen).

Andreas juga mencatat bahwa elektabilitas capres Anies mengalami penurunan sejak awal tahun, meski pun meningkat setelah deklarasi Anies berpasangan dengan Muhaimin Iskandar yang didukung oleh PKB.

Survei ini dilakukan pada 11-17 September 2023 terhadap 1.200 responden dari seluruh provinsi dengan metode survei multistage random sampling, memiliki margin of error 2,89 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen. ***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler