PR TASIKMALAYA - Harga oksigen di ibu kota Indonesia, Jakarta di tengah pandemi Covid-19 dilaporkan naik lebih dari dua kali lipat.
Beberapa pemasok melaporkan kekurangan oksigen di Jakarta pada Selasa, 29 Juni 2021 setelah lonjakan kasus Covid-19.
Beberapa orang di Jakarta berusaha mengamankan oksigen untuk anggota keluarga yang terinfeksi Covid-19 di rumah.
Banyak juga pasien yang ditolak di rumah sakit akibat dari penuhnya kapasitas di ibu kota Jakarta.
Pemasok oksigen menyebutkan, harga satu tangki oksigen melonjak menjadi $140 dari yang biasanya $50.
Penjual di daerah lain di Jakarta mengatakan kepada Reuters bahwa stok mereka juga telah mengering.
Baca Juga: Berseteru dengan Nindy Ayunda, Olla Ramlan: Pihak yang Merusak Nama Baik yang Harusnya Bergerak
Sulung Mulia Putra selaku pegawai di Dinas kesehatan Jakarta memberikan tanggapan atas kekurangan oksigen di DKI Jakarta.
"Distributor tidak memiliki transportasi yang cukup sehingga rumah sakit akan dibantu oleh polisi, dinas taman dan Palang Merah untuk mengangkut oksigen," Kata Sulung dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.
Seperti diketahui bahwa Indonesia telah mengumumkan rekor infeksi Covid-19 harian.
Baca Juga: Irfan Hakim Pastikan Uang Mahar dari Rizky Billar Segini, Lesti Kejora: Lebih Dari itu
Tercatat lebih dari 20.000 kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.
Hal tersebut dipicu dari adanya gelombang virus varian baru yang mudah menular.
Penyebab lain dikarenakan adanya peningkatan mobilitas masyarakat setelah idul fitri.
Penyebaran varian Delta telah memicu kekhawatiran akan krisis di negara terpadat keempat di dunia tersebut.
Baca Juga: Tagar #PROTECTBLACKENGENES Trending di Twitter Usai Salah Satu Fans ENHYPEN Bunuh Diri
Indonesia mengandalkan vaksinasi massal untuk mengatasi Covid-19.
Indonesia sejauh ini telah menerima total 104 juta dosis vaksin virus corona.
Dari populasinya yang lebih dari 270 juta, 181,5 juta akan divaksinasi pada Januari 2022.
Indonesia melaporkan 20.467 lebih banyak infeksi pada hari Selasa 29 Juni 2021.
Dengan kasus 463 kematian, sehingga total menjadi 2.156.465 kasus dan 58.024 kematian.***