Luhut Minta Maaf KPK Semakin Tak Berdaya, Rocky Gerung: Istana Patut Disalahkan, Kekuasaan Sudah Digoyang

14 April 2021, 09:52 WIB
Rocky Gerung menanggapi permintaan maaf Luhut Binsar Pandjaitan atas OTT KPK yang tidak membuat jera para pelaku korupsi.* /Instagram.com/@rockygerung.ofc

PR TASIKMALAYA – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta maaf atas upaya yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melakukan Operasi Tangkap Tangan atau OTT.

Pasalnya, menurut Luhut, OTT KPK tidak membuat jera para pelaku korupsi yang merugikan negara. Singkatnya, KPK saat ini nampak tak berdaya dengan kewenangan yang dimilikinya.

Permintaan maaf Luhut Binsar Panjaitan ditanggapi oleh pengamat politik Rocky Gerung.

Baca Juga: Atta Halilintar 'Kepo' Soal Pernikahan Sule dan Natalie: Sempat Berpikir Gak Jadi Nikah

Menurut Rocky Gerung, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan permintaan maaf karena kecewa dengan KPK yang selama ini menjadi lembaga kebanggaan Luhut Binsar Panjaitan.

“Akhirnya orang masuk pada gejala umum, kepercayaan terhadap lembaga-lembaga ini sudah hilang,” ujar Rocky Gerung seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Rocky Gerung yang diunggah Rabu, 14 April 2021.

Rocky Gerung berpendapat, saat ini orang-orang tengah mencari peluang dan mencari untung.

Baca Juga: Tutup Kolom Komentar, Melly Goeslaw Beri Kesempatan untuk UKM Promosikan Dagangannya

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa saat ini kekuasaan di Indonesia telah digoyang oleh pihak-pihak tertentu yang mencari untung.

“Karena memang kekuasaan sudah goyang,” kata Rocky Gerung.

Rocky Gerung menilai bahwa kondisi saat ini seperti sinyal bahwa memang kekuasaan sudah tidak sanggup untuk memberi contoh panduan.

Baca Juga: Mencoba Peruntungan Baru, Afgan Mulai Lebarkan Sayap di Bisnis Kuliner dengan Membuka Jajanan Tahu Kriuk Galak

“Dan di mana-mana kekuasaan semacam ini mau dikomentari dengan apapun terus memburuk,” tutur Rocky Gerung.

Rocky Gerung kemudian menyinggung kasus PT Jhonlin Baratama yang dimiliki oleh Andi Arsyad alias Haji Isam.

“Politik kita bukan lagi dikendalikan oleh oligarki, tapi oleh plutokrat. Ini satu orang kaya bahkan bisa mengukur sejak dia merencanakan korupsi atau menyogok, melanggar tindakan hukum, dia langsung menghitung akibatnya,” ujar Rocky Gerung.

Baca Juga: Pemerintah Spanyol Siap Buka Perjalanan Internasional, Diharapkan Bantu Dongrak Pereknomian

Rocky Gerung menduga, Haji Isam telah mengetahui siapa yang bakal menjadi hakim, siapa yang akan mengeluarkan sprindik di KPK, orang dalam KPK siapa, lewat wartawan siapa, dan segala macam pihak yang harus dikendalikan.

“Jadi kalkulasi itu selesai, apalagi bagi seseorang yang betul-betul tahu anatomi kekuasaan. Karena Haji Isam pernah terlibat dalam proyek memenangkan Jokowi,” kata Rocky Gerung.

Rocky Gerung berpendapat, apa yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin mencuri harta negara, langkah awal yang dilakukan dengan cara melemahkan KPK.

Baca Juga: Henry Subiakto Sebut Sikap Umat Sekarang Jauh dengan Rasulullah, Ferdinand Hutahaean: Bukan Kita Tapi Mereka

“Kelemahan KPK justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin mencuri harta negara. Ini semua berawal dari KPK yang dilemahkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Dewan Pengawas KPK mengusut tuntas kasus dugaan bocornya informasi penggeledahan dua lokasi di Kalimantan Selatan.

Dua lokasi tersebut terletak di Kantor PT Jhonlin Baratama dan sebuah lokasi di Kecamatan Hambalang, Kabupaten Kotabaru.

Baca Juga: Jakarta Terpilih Jadi Kota Termahal di Dunia Urutan ke-20, Wagub Riza: Nanti Kita Cek, Indikatornya Apa?

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara pada Rabu, 14 April 2021, penggeledahan tersebut dilakukan untuk mengusut kasus dugaan suap terkait dengan pemeriksaan perpajakan Tahun 2016 dan 2017 pada Ditjen Pajak Kementerian Keuangan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler