PR TASIKMALAYA - Mardani Ali Sera angkat bicara terkait program Prakerja yang menjadi program pemerintah dalam membekali kompetensi para calon pekerja.
Menurut Mardani Ali Sera, melihat data BPS ada 66,47 persen peserta kartu Prakerja yang berstatus pekerja, manfaat kartu Prakerja tidak akan menjawab persoalan ketimpangan.
Kritik Mardani Terhadap Program Kartu Prakerja disampaikan melalui akaun twitternya @MardaniAliSera pada Kamis 1 April 2021.
Baca Juga: Innalillahi, Ustad Yusuf Mansur Berduka: Ustadah Paling the Best, Mohon Doanya
“ Di tengah ketimpangan sosial akibat pandemi, program yang pemerintah hasilkan mestinya berpihak kepada kelompok masyarakat rentan,” tuturnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari twitternya @MardaniAliSera pada Kamis 1 April 2021.
Mardani menambahkan, bahwa ada 54 persen Angkatan kerja yang masih menganggur dan masuk kedalam kategori miskin.
“Ada 54 persen angkatan kerja yang menganggur dan masuk kategori miskin dengan pendapatan rendah karena pandemic,” tambahnya.
Dirinya mengutip data dari sakernas 2020 BPS, bahwa ada 66,47 persen para peserta Prakerja yang berstatus pekerja.
“Dari Sakernas 2020 oleh BPS, ada 66,47 persen peserta kartu Prakerja yang berstatus pekerja,” ujarnya.
Sementara berdasarkan data menurutnya, ada 22,24 persen pengangguran, serta 11,29 persen yang masuk bukan angkatan kerja.
Melihat data tersebut menurut Mardani Ali Sera, manfaat kartu Prakerja tidak akan menjawab persoalan ketimpangan.
Mardani Ali Sera menambahkan,bukan tidak mungkin dengan kondisi demikian akan memperparah ketimpangan yang sudah ada.
“Bukan tidak mungkin akan memperparah ketimpangan yang sudah ada,” tambahnya.
Dia juga menambahkan, pekerja memang memerlukan berbagai pelatihan guna meningkakan keterampilan.
Akan tetapi menurut Mardani Ali Sera, jika tidak disalurkan tepat sasaran, dirinya khawatir manfaat program tersebut jadi sia-sia, kuncinya lebih terstruktur dan terarah.
***