Ponpes Muhammadiyah Kembali Dibakar Orang Tak Dikenal, Mamun Murod: Kecewa dengan Kerja Kepolisian

11 Januari 2021, 06:15 WIB
Ilustrasi kebakaran. Ma'mun Murod mengungkap rasa kecewanya terhadap kinerja kepolisian atas kasus kebakaran pompes Muhammadiyah yang dibakar orang tak dikenal.* /pixabay.com/suhasrawool

PR TASIKMALAYA - Salah satu tokoh organisasi islam besar di Indonesia Muhammadiyah, Mamun Murod baru saja mengungkapkan kabar mengejutkan.

Melalui cuitan di akun Twitternya @mamunmurod_ pada Minggu 10 Januari 2021, Mamun Murod menyampaikan informasi terjadinya pembakaran ponpes Muhammadiyah di Lamongan untuk kedua kalinya.

Dalam cuitan tersebut, Mamun Murod juga menyebut nama Menkopolhukam Mahfud MD dan Divisi Humas Mabes Polri untuk mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap kinerja pihak kepolisian dalam menanggapi kejadian pembakaran ponpes Muhammadiyah.

Baca Juga: Anies Baswedan Ungkap Duka: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiuun

Bahkan ia menyebut polisi menggunakan alasan cctv dalam menangani kasus in.

Pada saat tidak ada cctv, maka alasan tersebut digunakan untuk tidak melakukan pengusutan kejadian pembakaran ponpes Muhammadiyah.

Sedangkan ketika ada cctv, kepolisian justru merusak cctv tersebut.

Baca Juga: Singgung Mantan Ketua Demokrat, Ferdinand: Ini Salah Satu Ikhtiar, Tuhan Suka Kita Bekerja Keras

"1. Prof. Mahfud dan Divis Humas Polri Ini suara masyarakat Lamongan terkait pembakaran Pesantren Muhammadiyah. Kalau benar begitu, saya sangat kecewa dengan kerja kepolisian," tulis Mamun Murod sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada Minggu, 10 Januari 2021.

"Giliran yang tak ada cctv alasan tidak ada cctv. Giliran ada cctv malah dirusak," sambungnya.

Lebih lanjut, pengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini juga menyebut bahwa sangat tidak mungkin pembakaran ponpes tersebut dilakukan oleh santri.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR Sampaikan Kabar Duka: Doa dan Harapan Terbaik Untuk Semua

Lantaran hal tersebut juga pernah terjadi sebelumnya, namun tidak ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian dengan alasan tidak ada cctv dan sidik jari.

Baca Juga: Catat Hotline RS Polri Kramat Jati Untuk Informasi Bagi Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 

"2. "Sangat tidak mungkin kalau santri sendiri. Kebetulan pimpinan ponpes
langsung ditelepon suami. Kejadian 2 kali," paparnya.

Pada jumat sebelumnya pondok santri putra dibakar sudah langsung dilaporkan tapi kata Polres tidak ada cctv, tidak ada sidik jari tidak bisa dilanjut," imbuhnya.

Dalam cuitan lainnya, Mamun Murod juga menceritakan bahwa kepolisian
telah mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mungkin bisa menemukan pelaku.

Baca Juga: Basarnas Temukan 5 Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 185 di Perairan Kepulauan Seribu

Sehingga, pimpinan pondos pesantren menyebut bahwa berurusan dengan
polisi bagaikan jatuh ketimpa tangga.

Baca Juga: Satu Kantong Jenazah Hasil Pencarian Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Diterima RS Polri Kramat Jati

"3. Ternyata terjadi lagi jumat berikutnya. Sudah coba dilaporkan tapi
bilangnya tidak mungkin bisa temukan pelaku," terangnya.

"Terus pimpinan pondok bilang bagaikan jatuh ketimpa tangga berurusn polisi (Div Humas Polri) ungkapan beliau yang lain 'ada kehilngan kambing malah kehilangan sapi'. Terus mereka tidak lanjut," pungkasnya.

 ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Twitter @mamunmurod_

Tags

Terkini

Terpopuler