Network
PIKIRAN RAKYAT – Jelang sepekan lagi Idul Fitri, Tim Satgas Pangan Pemerintah Kota Bogor menemukan adanya pedagang yang menjual telur-telur pecah dan telur yang telah berisi embrio anak ayam atau Hatched Egg (HE).
Kejadian tersebut diketahui pada saat Tim Satgas Pangan Pemkot Bogor melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Bogor dan Pasar Anyar.
Baca Juga: Gandeng TVRI, Kemenag akan Laksanakan Sidang Isbat Idul Fitri pada 22 Mei 2020
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Antara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Bogor Anas Rasmana saat sidak, telur HE tersebut dinilai tidak boleh diperjualbelikan.
"Telur HE ini seharusnya tidak boleh diperdagangkan," kata Anas Rasmana melalui pernyataan tertulisnya, Minggu 17 Mei 2020.
Tim Satgas Pangan Pemkot Bogor yang melakukan sidak antara lain dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Kesehatan (Dinkes), di sampingi personel dari Polresta Bogor Kota.
Baca Juga: Taati Aturan PSBB dan Antisipasi Covid-19, Seluruh Minimarket di Kota Tasikmalaya Tutup Lebih Cepat
Anas menjelaskan, sidak dilakukan pada dini hari untuk melakukan pengecekan guna menjamin ketersediaan pangan, keamanan pangan, sekaligus kehalalan pangan di Kota Bogor.
Menurut Anas, Tim Satgas Pangan melakukan pengujian sampel daging sapi yang dijual para pedagang daging di kedua pasar besar tersebut.
Dari pengujian yang telah dilakukan tersebut memberikan hasil yang sama, yakni murni daging dan tidak ada oplosan dengan daging lainnya yang tidak halal.
Baca Juga: HUT ke-30 di Tengah Pandemi, HDCI Tasikmalaya Tebar Bantuan untuk Warga Terdampak PSBB
