BPBD Jabar soal Alat Deteksi Dini Longsor: Early Warning System Longsor Masih Minim

- 25 November 2021, 11:25 WIB
Longsor di Cianjur. Kepala BPBD Jabar Dani Ramdan angkat bicara soal alat deteksi dini longsor yang masih minim di Jawa Barat.
Longsor di Cianjur. Kepala BPBD Jabar Dani Ramdan angkat bicara soal alat deteksi dini longsor yang masih minim di Jawa Barat. /BPBD Kabupaten Cianjur

PR TASIKMALAYA – Saat ini di Jawa Barat (Jabar) dilakukan pemasangan alat deteksi dini longsor di berbagai daerah rawan.

Hanya saja instalasi alat dini longsor ini belum terpasang dengan kuat di banyak kawasan rawan bencana yang ada di Jawa Barat.

Oleh karena itu, masyarakat yang pemukimannya berada di kawasan alur lembah diimbau untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana longsor.

Dari data BMKG, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Dani Ramdan mengatakan bahwa antara November hingga Desember mendatang tingkat curah hujan akan lebih banyak mengguyur kawasan bagian selatan.

Baca Juga: Raffi Ahmad Sebut Rafathar 'Caper' Jelang kelahiran sang Adik: Kita Harus Kasih Perhatian Ekstra...

Menurut Dani Ramdan, kawasan tersebut memiliki lebih banyak titik rawan gerakan tanah karena kontur tanahnya yang didominasi oleh perbukitan.

Kawasan yang rawan bencana longsor tersebut meliputi Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, hingga Pangandaran.

"Dibanding banjir, untuk early warning system longsor memang masih minim,” kata Dani Ramdan.

“Ada teknologi sederhana, tapi jauh dari optimal,” tambah Dani Ramdan dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari SuaraMerdeka.

Baca Juga: Putus Hubungan dengan Vanessa Angel Selama 10 Tahun, Keburukan Doddy Sudrajat Dibongkar Ayah Bibi Ardiansyah

Dani Ramdan juga menjelaskan, pemasangan alat tersebut masih jauh dari kesan memadai. Hal itu karena ketersediaan teknologi tersebut masih terbatas, terutama dilihat dari sisi kekuatannya.

“Teknologinya cenderung tak berkembang. Untuk sensor tanah sepertinya masih sulit,” kata Dani Ramdan.

Alat deteksi longsor tersebut juga sudah pernah digunakan dan sempat memberikan alarm ketika terjadi longsor, tetapi ada juga sensor deteksi longsor yang tidak berbunyi meski sudah terjadi longsor.

Di beberapa wilayah yang terdapat kendala seperti itupun, hanya ada sebagian daerah yang dipasang alat deteksi dini longsor seperti Garut, Bogor, dan Bandung Barat.

Baca Juga: Erick Iskandar Sempat Bertengkar dengan Jessica Iskandar, Kenapa?

“Prosentase masih kecil banget,” ujar Dani Ramdan.

Untuk mengakali kendala tersebut, Dani Ramdan menyebut bahwa warga menggunakan teknologi sederhana untuk mendeteksi bencana longsor tersebut.

Warga menggunakan tali untuk mendeteksi bencana longsor, tali dibentangkan ke titik rawan sebagai penanda ambrolnya tanah.

Sangat disayangkan cara ini hanya efektifuntuk gerakan tanah rayapan, bukan untuk gerakan tanah yang ambruk sekaligus.

Baca Juga: Tak Ingin Serahkan Hak Asuh Gala pada Ayah Vanessa Angel, Ternyata Ini Alasan Ayah Bibi Ardiansyah 

Dari teknologi sederhana ini, disinggung kemungkinan mendukung dana pengembangan teknologi deteksi dini longsor.

Tetapi Dani Ramdan mengatakan bahwa hal itu belum bisa dilakukan karena anggaran yang telah disediakan lebih banyak untuk keperluan tanggap darurat.

Untuk membantu deteksi dini longsor, pihaknya mengaku lebih banyak menggunakan relawan karena Sumber Daya Manusia (SDM) belum mampu menjangkau hingga ke desa.

Langkah tersebut diklaim efektif karena relawan yang mereka ambil merupakan kader desa setempat.

Artikel ini sebelumnya pernah tayang di Suaramerdeka.com dalam artikel berjudul "Deteksi Dini Longsor Masih Minim, Warga di Perbukitan Diminta Lebih Waspada".***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Suara Merdeka


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x