PR TASIKMALAYA - Baru-baru ini, Ridwan Kamil menyinggung kasus pemerkosaan Herry Wirawan hingga memunculkan rentetan rilis berita.
Ridwan Kamil menuturkan alasan pihak kepolisian memutuskan tidak merilis berita kasus pemerkosaan Herry Wirawan yang sudah diproses sejak awal Mei.
Pasalnya, Ridwan Kamil menyebutkan, pihak kepolisian mempertimbangkan adanya ekspos kasus yang sedang berjalan.
"Seringkali membuat media dan individu mencari-cari sensasi tambahan," ujar Ridwan Kamil yang dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari unggahan Instagram @ridwankamil, pada Selasa, 14 Desember 2021.
Lebih lanjut, sang mantan Wali Kota Bandung ini menyinggung soal adanya potensi foto-foto korban yang dicari publik.
"Foto korban yang tampil di media mungkin ditutup wajahnya," tuturnya.
"Tapi siapa yang jamin foto aslinya tidak diedar-edarkan via WA," tambahnya.
Selain itu, Ridwan Kamil juga mengatakan soal alamat orang tua yang dicari atau bahkan dari pihak korban yang mungkin diwawancarai.
"Untuk dijadikan rating konten youtuber," tegasnya pada caption unggahannya.
Kemudian, dirinya menyinggung kasus yang heboh di Inggris yaitu kasus Reynhard Sinaga, yang sidang itu dilakukan sejak 2018.
"Awal 2020 menjelang sidang selesai, sehingga para korban bisa tenang saat datang bersaksi ke pengadilan," terangnya.
"Ini sikap pengadilan pada korban orang-orang dewasa, apalagi yang korbannya anak-anak, yang harus didahulukan keamanan psikisnya," tambahnya.
Lebih lanjut, Ridwan Kamil menghimbau bahwa hal itu fokus pada solusi bukan sensasi.
Sementara itu, dirinya mengklarifikasi foto Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Baca Juga: AS Tak Berikan Hukuman pada Pasukannya atas Serangan Pesawat di Afghanistan: Bukan karena Kelalaian
"Sederhana saja, setiap figur publik umumnya diminta berselfie dengan siapa saja," ungkapnya.
"Sudah kewajibannya menerima permintaan tersebut tanpa harus bertanya darimana dan siapa," tambahnya.
Selanjutnya, menurutnya apabila foto itu dimunculkan dengan tafsir tertentu, Ridwan Kamil berharap pembaca pintar menyikapinya.
"Semoga pembaca lebih pintar daripada yang menulis berita. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman," pungkasnya.***